Makalah Tauhid dan Ilmu Kalam || Iman Dan Kafir

 KATA PENGANTAR

 

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas nikmat-Nya, baik itu berupa kesehatan fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Tauhid dan Ilmu Kalam. Makalah ini membahas mengenai Iman dan Kafir.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman di dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi agar makalah ini mampu berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait dengan judul makalah ini.

 

Bandar Lampung, 3 Maret 2022

 

 

Kelompok 2



 

BAB I PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Persoalan yang pertama-tama timbul dalam teologi Islam adalah masalah iman dan kufur.Persoalan itu pertama kali dimunculkan oleh kaum Khawarij ketika mencap kafir sejumlah tokohsahabat Nabi saw yang dianggap telah berbuat dosa besar, antara lain Ali bin Abi Thalib, Mu’awiyah bin Abi Sofyan, Abu Hasan al - Asy’ari, dan lain-lain.

Masalah ini lalu dikembangkan oleh Khawarij dengan tesis utamanya bahwa setiap pelaku dosa besar adalah kafir.Aliran lain seperti Murji’ah, Mu’tajilah, Asy’ariyah, dan Maturidiyah turut ambil bagian dalam masalah tersebut bahkan tidak jarang terdapat perbedaan pandangan di antara sesama pengikut masing-masing aliran.

Perbincangan konsep iman dan kufur menurut tiap-tiap aliran teologi Islam, di dalammakalah ini akan dijelaskan beberapa aspek yaitu iman atau kufur dan pelaku dosa besar. Lebih jelasnya akan dibahas dalam makalah.

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan Iman dan Kafir ?

2.      Bagaimana Aliran Teologi Tentang Iman dan Kafir ?

3.      Apa saja ciri-ciri orang beriman dan kafir ?

4.      Apa saja factor-faktor orang beriman dan kafir ?

 

C.    Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui pengertian dari iman dan kafir

2.      Untuk mengetahui Aliran Teologi Tentang Iman dan Kafir

3.      Untuk mengetahui ciri-ciri orang beriman dan kafir

4.      Untuk mengetahui faktor-faktor orang beriman dan kafir

 

 

 

 

 

 


BAB II PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Iman

Kata Iman berasal dari bahasa arab yaitu “امن ” yang artinya aman, damai, tentram. Dalam pengertian lain adalah keyakinan atau kepercayaan.[1] Kata iman tersusun dari tiga huruf (hamzah-mim-nun), Kemudian disebutkan dalam kitab Mu’jam Mufahros jumlah keseluruhan ayat di dalam Al-Qur’an tempat dimana kata-kata berakar pada huruf a-m-n ada 387.[2] Sedangkan kata iman itu sendiri mempunyai arti membenarkan atau mempercayai. (at-tasdiq) yang merupakam lawan dari kata Al-Kufr dan At-Taqdzib.[3] Sedangkan secara terminologi atau dalam istilah syar’i para ulama tafsir mempunyai pendapat yang beragam tentang pengertian iman, antara lain:

1)      Muhammad Nawawi Al-Jawi berkata, Iman adalah mereka yang percaya dengan segenap hati mereka. Tidak sepeti orang-orang yang berkata namun tidak sesuai dengan hati mereka.[4]

2)      Menurut M. Quraish Shihab iman yang benar akan melahirkan aktifitas yang benar sekaligus kekuatan menghadapi tantangan, bukannya kelemahan yang melahirkan angan-angan dan mengantar kepada keinginan terjadinya sesuatu yang tidak sejalan dengan ketentuan hukum-hukum Allah yang berlaku di alam raya, atau yang bertentangan dengan akal sehat dan hakikat ilmiah.[5]

·         يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.”

Dapat ditarik kesimpulan pengertian iman adalah keyakinan dengan segala pembenaran kepada ketentuan Allah swt dan Rosul-Nya yang diterapkan dalam amal kepada sebagian dari nama-nama dan sifat-sifat Allah swt.

 

B.     Pengertian Kafir

Kata “kufur” atau “kafir” memiliki lebih dari satu arti. Kafir dalam banyak pengertian sering di antagoniskan dengan iman. Adapun yang dimaksud dengan kufur dalam pembahasan ini adalah keadaan tidak percaya atau tidak beriman kepada Allah SWT. Dengan demikian, orang yang kafir adalah orang yang tidak percaya atau tidak beriman kepada Allah SWT. Kekafiran jelas sangat bertentangan dengan akidah islam atau tauhid sebab tauhid merupakan dan keimanan atau keyakinan terhadap keberadaan Allah SWT.[6]

Pengertian kufur adalah mengingkari adanya Allah dan tidak membenarkan apa yang datang kepada Nabi Muhammad, baik sebagian atau keseluruhan.[7]

Berbagai corak perbuatan kufur yang dinyatakan dalam al-qur’an sebagai berikut :

1.      Persoalan yang berkaitan dengan masalah ketuhanan, seperti ingkar terhadap keberadaan Yang Maha Pencipta (Allah).

2.      Hal-hal yang berkaitan dengan masalah kenabian.

3.      Orang-orang yang tidak mau melaksanakan hukum-hukum islam, padahal mereka mampu mengerjakannya.

 

·         اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِۗ

Artinya: “ Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk.”

Adapun pengertian kufur yang diambil dari Ensiklopedi Islam, yaitu :
Al-Kufr (tertutup) atau tersembunyi, mengalami perluasan makna menjadi “ingkar” atau tidak percaya, ketidakpercayaan kepada Tuhan. Kata kafir mengisyaratkan usaha keras untuk menolak bukti-bukti kebenaran Tuhan, yakni sebuah kehendak untuk mengingkari Tuhan, sengaja tidak mensyukuri kehidupan dan mengingkari wahyu.
Berkata Izzuddin bin Abdissalam, bahwa ada tiga hal yang menyebabkan seseorang mukmin menjadi kafir, yaitu :

  1. Beriman seperti iman orang kafir, misalnya tidak mengakui adanya Allah Yang Maha Esa dan kerasulan Nabi Muhammad SAW
  2. Ucapan atau perbuatan yang hanya dilakukan oleh orang kafir, seperti membuang al-Qur’an dengan sengaja, pergi ke Gereja untuk beribadat, atau sujud kepada berhala
  3. Mengingkari akan apa yang jelas diketahui sebagai ajaran agama, seperti mengingkari wajib shalat, wajib puasam, wajib haji dan sebagainya. Dan juga menghalalkan minum khomer, berjudi, zina dan sebagainya.

Demikianlah pengertian kufur dalam dua macamnya : kufur akidah dan kufur amaliyah yang disebut juga kufur nikmat. Dalam al-Qur’an istilah kafir mempunyai berbagai bentuk dan manifestasinya, yaitu :

  1. Kafir ingkar, yaitu orang yang mengingkari kebenaran ajaran al-Qur’an, baik hal itu disadari sebagai suatu kebenaran atau belum disadarinya.
  2. Kafir inad, yaitu orang yang tidak mau menerima kebenaran, walaupun ia menyadari bahwa itu adalah kebenaran
  3. Kafir juhud, yaitu orang yang mengingkari kebenaran, sedangkan ia tahu bahwa itu adalah benar
  4. Kafir nifaq, yaitu orang yang pura-pura menampakkan kebaikan, tetapi di dalam hatinya berisi kejahatan. Secara lahiriyah nampak Islam, tetapi hakikat isi hatinya mengingkari kebenaran ajaran Islam.
  5. Kafir harbi, artinya kata harbi berlaku dalam hukum perang. Hal ini terjadi jika pihak musuh orang kafir yang dihadapinya belum menyerahkan diri atau belum mau menerima perdamaian atau perjanjian dengan kaum muslimin.
  6. Kafir zimmi, arti kata zimmi yaitu tanggungan kaum muslimin. Hal ini berlaku dalam wilayah yang dikuasai oleh perdamaian atau perjanjian yang diberikan oleh kaum muslimin.

 

C.    Pendapat Beberapa Aliran Teologi Tentang Iman dan Kafir

1.      Aliran Khawarij

Kaum Khawarij adalah kaum pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar dari barisan Ali, karena tidak setuju dengan kebijaksanaan Ali bin Abi Thalib yang menerima tahkim/arbitrase judge between parties to a dispute. Dari persoalan politik, kemudian kaum khawarij memasuki juga persoalan teologi Islam. Menurut golongan Khawarij al-Muhakkimah, Ali, Mu’awiyah, kedua pengantara Amr ibn al-‘As dan Abu Musa al-‘Asy’ari adalah kafir. Iman menurut kaum Khawarij bukan merupakan pengakuan dalam hati dan ucapan dengan lisan saja, akan tetapi amal ibadah menjadi rukun iman saja. Dan menurut kaum Khawarij, orang yang tidak melakukan shalat, puasa, zakat, dan lain sebagainya yang diwajibkan oleh Islam, maka termasuk kafir. Jadi apabila sekarang mukmin melakukan dosa besar maupun kecil, maka orang itu termasuk kafir dan wajib diperangi serta boleh di bunuh. Harta bendanya boleh dirampas menjadi harta ghonimah.

 

2.      Aliran Mu’tazilah

Kaum Mu’tazilah berpendapat bahwa orang mukmin yang mengerjakan dosa besar dan mati sebelum bertaubat, maka ia bukan termasuk mukmin dan bukan pula kafir, tetapi di hukum sebagai orang yang fasiq. Jadi kefasikan adalah suatu hal yang berdiri antara dengan mengambil jalan tengah antara mukmin dan kafir. Ini berdasarkan pada:

a)      Ayat-ayat al-Qur’an dan hadits yang menganjurkan mengambil jalan tengah dalam segala sesuatu

b)      Pikiran Aristoteles yang mengatakan bahwa keutamaan sesuatu adalah jalan tengah antara dua jalan yang berlebih-lebihan.

c)      Pendapat Plato yang mengatakan bahwa ada suatu tempat antara baik dan buruk.

Golongan Mu’tazilah memperdalam jalan tengah ini dijadikan suatu prinsip rasionalitas ethis philosophis. Di akhirat nanti, orang mukmin yang melakukan dosa besar dan belum bertaubat akan ditempatkan pada suatu tempat diantara surga dan neraka.

3.      Aliran Mu’tazilah

Seluruh pemikiran Mu’tazilah tampaknya sepakat menyatakan bahwa amal perbuatan merupakan salah satu unsur terpenting dalam konsep iman, bahkan hampir mengidentikannya. Aspek penting lain dalam konsep Mu’tazilah tentang iman adalah yang mereka identifikasikan sebaga ma’rifah (pengetahuan dengan akal) ma’rifah menjadi unsur penting dari iman karena pandangan  Mu’tazilah yang bercorkak rasional.

4.      Aliran Asy’ariah

Menurut Asy’ariah iman adalah tashdiq bi al-qalb (membenarkan dengan hati). Unsur iman adalah tashdiqqawl dan amal. Persayaratan minimal untuk adanya iman hanya tashdiq, yang jika diekpresikan secara verbal akan berbentuk syahadatain.

5.      Aliran Maturidiah

Dalam masalah iman, aliran Maturidiah Samarkand berpendapat bahwa iman adalah tashdiq bi al-qalb bukan semata-mata iqrar bi al-lisan. Menurut Al-Maturidi sebagai suatu penegasan bahwa iman tidak cukup hanya dengan perkataan, sementara kalbu tidak beriman. Apa yang diucapkan oleh lidah dalam bentuk pernyataan iman menjadi batal apabila hati tidak mengakui ucapan lidah.

 

D.    Ciri-ciri Iman dan Kafir

1.      Ciri- ciri Iman

Toshihiko Izutzu dikatakan bahwa salah satu pemasalahan yang paling penting yang harus dipertanyakan, diteliliti dan dijawab mengenai konsepsi Iman adalah bagai mana tipe atau gambaran karakteristik dari Iman atau orang yang beriman.[8] Dilain pihak Fuad Ansyari dikatakan bahwa, menurut ajaran Islam setiap ciptaan Allah melekat padanya aturan-aturan yang merupakan ciri-ciri khas pencipta tersebut.[9] Begitu pula rupanya dalam hal Iman dan kufur masing-masing mempunyai ciri khas tersendiri karakteristik orang-orang yang memiliki iman yang benar, yaitu:

a. Apabila disebut nama Allah bergetar hatinya.

b. Apabila mendengar ayat-ayat Allah bertambah Imannya

c. Senantiasa bertawakkal kepada Allah swt.

d. Mendirikan Shalat.

e. Membelanjakan sebagian harta yang Allah karuniakan kepadanya

Penggunaan kata ”Innama” yang berkonotasi makna ‚ “pembatasan” (al-Hashar) dan ungkapan al-Mu’min dalam bentuk ma’rifah yang berarti “orang-orang  yang beriman” memberikan pengertian bahwa sifat-sifat yang disebut dalam ayat ini secara khusus hanya dapat disandarkan kepada orang-orang yang beriman, selain itu mereka tidak dapat menyipatinya. Dengan kata lain, sifat-sifat tersebut telah menjadi karakteristik yang melekat secara utuh dan menyatu dalam diri orangorang yang beriman (orang-orang mu’min). dengan materi ayat di atas al Maraghi memandang bahwa orang yang benar-benar beriman, dan ikhlas dalam keimanan, mereka adalah orang-orang yang memenuhi sifat-sifat tersebut.[10]

Disisi lain Mahmud Syaltut dikatakan bahwa orang mukmin adalah orangorang yang mengadukan antara keteguhan akidah, keindahan akhlak, dan amal kebaikan. Orang-prang seperti itu merupakan teladan serta gambaran yang benar dari orang yang melaksanakan segala perintah dan petunjuk Allah swt.[11]

2.      Ciri-ciri Kufur

Orang-orang yang Kafir yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik akan masuk ke neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk buruk makhluk. Berikut ini adalah enam kebiasaan orang-orang kafir yang harus diwaspadai:[12]

a.       Menyesatkan orang beriman

b.      Mengingkari nikmat Allah SWT

c.       Melalaikan negeri akhirat

d.      Memiliki hati yang terkunci mati

e.       Memiliki dada yang sempit

f.        Sombong

 

E.     Faktor menjadi beriman dan kafir

1. Faktor Pilihan menjadi Beriman

Sebagaimana telah diuraikan bahwa Iman didapatkan dengan keyakinan hati, yang diikuti oleh pernyataan lisan, dan dukungan amal perbuatan. ‘Abdul Qadir Jaelani mengemukakan bahwa iman berarti pengakuan hati yang didasari oleh suatu pengetahuan.[13] Dari sini dapat ditarik beberapa faktor tentang alasan keberimanan seseorang yakni kesadaran diri sendiri dalam hal :

a.       Bersabar

Diriwayatkan bahwa seseorang datang kepada Rasulullah untuk mengadukan kehilangan hartanya dan sakit yang dideritanya. Maka berkatalah beliau kepadanya‚ ketahuilah bahwa tiada kebaikan pada seseorang hamba yang tidak pernah kehilangan hartanya dan tidak pernah sakit badannya. Sesungguhnya jika Allah menyukai seorang hamba, Allah uji hamba-Nya itu. Dan jika Allah mengujinya, Allah jadikan mereka bersabar mengahadapinyanya. Sabar menjadi tiga macam, yaitu: Pertama, sabar karena Allah, yakni sabar dalam menjalankan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan Nya. Kedua, sabar bersama Allah, yakni sabar menghadapi segala cobaan dan musibah yang datang dari-Nya. Ketiga, sabar terhadap Allah, yakni sabar menunggu datangnya janji-janji-Nya, seperti pertolongan, rezeki, kelapangan, pahala, dan lain-lain.[14]

b.      Terhindar dari tipu daya dunia

Setan dengan seluruh pasukannya tidak akan pernah berhenti dan tidak mengenal istilah capai dalam menyesatkan manusia. Dari segala arah mereka la'natullah 'alaihim menggoda dan menjerumuskan seseorang, tidak berhasil dari arah  depan, dicoba dari belakang. Mentok dari samping kanan, mereka lirik samping kiri.[15]

 

c.        Memperkenankan panggilan jiwa

Sebab memperoleh ketenangan ialah karena dia menempuh jalan hidup yang sesuai dengan fitrah (kemanusiaan) yang ditanamkan Tuhan dalam jiwa manusia. Fitrah kemanusiaan itu kosong, tidak dapat dipenuhi oleh ilmu, peradaban dan  filsafat, dan hanya dapat dipenuhi oleh keimanan kepada Allah. Fitrah manusia merasa lapar dan dahaga, dan hanya dapat dipuaskan dengan mengetahui Allah, beriman dan menghadapkan tujuan kepadanya. Ketika itu, baru kemanusiaan merasa berhenti dari kelelahan, puas dari dahaga, kenyang dari lapar dan aman dari ketakutan. Baru dia tahu dan menampak jalan raya kehidupan yang perlu ditempuh, dalam menuju tujuan yang terang disitu barulah dia mengenal akan dirinya, dan mengetahui tujuan perjalanan hidupnya dan mengetahui tugas dan kewajiban Tuhan yang menciptakannya. Tiada dapat merasakan kebahagiaan dan ketenangan apabila seseorang tidak mengenal akan Tuhannya dan tidak mengetahui akan dirinya sendiri.[16]

3.      faktor yang terjadinya ke kafiran antara lain

 

a)      faktor internal

Yang dimaksud dengan faktor internal disini ialah adanya sifat-sifat negative pada diri manusia, sekaligus merupakan kelemahan-kelemahan yang menyebabkan ia hanyut dalam kekafiran.[17] Sifat –sifat ti adalah :

1.      Kepicikan dan keb odohan

2.      Kesombongan dan keangkuhan

3.      Keputusan dalam hidup

4.      Mengikuti hawa nafsu

 

b)      faktor eksternal

faktor eksternal yang dimaksud sebagai penyebab ke Kufuran, umumnya, dapat dikategorikan khususnya lingkungan.Tidak dapat disangkal bahwa faktor lingkungan sangat, besar bahkan dominan. Dalam hal ini, al-Qur’an menginformasikan bahwa alasan orang-orang Kufur menolak seruan beriman dari pada Rasul, antar lain, adalah karena mereka tetap teguh berpegang pada tradisi dan kepercayaan nenek moyang mereka. Sikap taklid ini menjadi kuat dalam hal-hal yang menyangkut maslah tradisi, adat istiadat, keyakinan dan semacamnya, dimana akal tidak mempunyai peranan berarti di dalamnya. Dan, hal-hal seperti inilah yang justru, dikritik oleh al-Qur’an, baik langsung maupun tidak langsung.

 

 

 

 


BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan

Kata Iman berasal dari bahasa arab yaitu “امن ” yang artinya aman, damai, tentram. Dalam pengertian lain adalah keyakinan atau kepercayaan. kata iman itu sendiri mempunyai arti membenarkan atau mempercayai. (at-tasdiq) yang merupakam lawan dari kata Al-Kufr dan At-Taqdzib. Kufur adalah mengingkari adanya Allah dan tidak membenarkan apa yang datang kepada Nabi Muhammad, baik sebagian atau keseluruhan.

Pendapat beberapa Aliran Teologi

1. Aliran khawarij

Menurut golongan Khawarij al-Muhakkimah, Ali, Mu’awiyah, kedua pengantara Amr ibn al-‘As dan Abu Musa al-‘Asy’ari adalah kafir. Iman menurut kaum Khawarij bukan merupakan pengakuan dalam hati dan ucapan dengan lisan saja, akan tetapi amal ibadah menjadi rukun iman saja

2. Aliran Mu’tazilah

Kaum Mu’tazilah berpendapat bahwa orang mukmin yang mengerjakan dosa besar dan mati sebelum bertaubat, maka ia bukan termasuk mukmin dan bukan pula kafir, tetapi di hukum sebagai orang yang fasiq.

3. Aliran Mu’tazilah

Seluruh pemikiran Mu’tazilah tampaknya sepakat menyatakan bahwa amal perbuatan merupakan salah satu unsur terpenting dalam konsep iman, bahkan hampir mengidentikannya.

4. Aliran Asy’ariah

Menurut Asy’ariah iman adalah tashdiq bi al-qalb (membenarkan dengan hati). Unsur iman adalah tashdiq, qawl dan amal

5. Aliran Maturidiah

Dalam masalah iman, aliran Maturidiah Samarkand berpendapat bahwa iman adalah tashdiq bi al-qalb bukan semata-mata iqrar bi al-lisan.

Ciri ciri iman

c)      Apabila disebut nama Allah bergetar hatinya.

d)      Apabila mendengar ayat-ayat Allah bertambah Imannya

e)      Senantiasa bertawakkal kepada Allah swt.

f)       Mendirikan Shalat.

g)      Membelanjakan sebagian harta yang Allah karuniakan kepadanya

Ciri ciri kafir

a)      Menyesatkan orang beriman

b)      Mengingkari nikmat Allah SWT

c)      Melalaikan negeri akhirat

d)      Memiliki hati yang terkunci mati

e)      Memiliki dada yang sempit

f)       Sombong

 

B.     Saran

Menyadari penulisan dalam makalah masih jauh dari kata sempurna, untuk ini kedepan nya penulisan akan lebih baik lagi dalam menyusun makalah diatas dan dapat lebih dipertanggung jawabkan lagi dalam membuat referensi. Maka dari itu, penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun terhadap penulisan makalah tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Harifuddin Cawidu, konsep Kufur Dalam al-Qur’an Suatu Kajian teologis Dengan pendekatan Tafsir Tematik, (Jakarta:Bandung Bintang,1991)

Jailani, Syekh’ Abdul Qodir. Wasiat Terbbesar Sang Guru. Terj. Abad Badruzzaman, Lc.,M.ag &Nunu Burhanudin,Lc.,M.ag ( cet.XI., taman pondok gede: PT.Sahara Intisains,2009)

Khazanah. Inilah lima kiat sela at dari tipu daya setan. Republik.co,id. 02 Maret 2012.hhtps;//Khzanah.republika.co.id/berita/duniaislam/hikma/12/03/0/m08yp-inilh-limakiat-selamat-dari-tipudaya-setan.

Yusuf al-Qurdhawi, al-iman wa al-haya, terj. Fachruddin HS, Iman dan kehidupan. ( Cet. III; Bandung: Buan Bintang, 1993)

Sulaymane idris. Ciri-ciri Orang Kufir.https://sulymaneidris.com/ciri-ciri orang kufir

Abdul Qadir Jaelani, al-Ghunayah li thalibi thariq al-haq ‘Azza wa Jalla. Terj. Abad Baddruzzaman, dkk. Bekal yang cukup menuju Allah azza wa jalla ( Cet.I;Jkarta : Sahara Intisains,2009)

Toshihiko Izutzu, Ethico religius Concepts in The Qur’an, ter. Agus Pahri, Kosep-konsep Etika Religius dalam Qur’an (Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya, 19993)

Syahminam Zini, Nilai Iman ,(Surabaya Indonesia : Usaha Nasional,1981)

 

Mushtafa Al- Maraghiy,.Tafsir Al-maraghi,terj.Anwar Rasyidi, Terjemah Tafsir Al-maraghi,Jus 11.(Cet.I;Semrang : Toha Putra 1988)

Mahmut Syalsut.Tafsir al-Qur’an al-Karim, terj.H.A.A. Dahlan at.al, Tafsir al-Qur’an al-Karim,(Cet,IV,Bandung :Diponegoro.1990)

Taufiq Rahman,Tauhid Ilmu Kalam,Bandung:cv Pustaka Setia,2013

Zaini, Syahminan, Kuliah Aqidah Islam, (Surabaya:Al-Ikhlas,1983)

 

Muhammad Shidqi ‘Athori, al-Mu’jam al-Mufahros li Ahfadz Al-Qur’an al-Karim, (Beirut: Dar Fikr,2010).

 

Muhammad Ibnu Mukrim Ibn Manzur Al-Afriki Al-Misri. Lisan al-Arabi (Beirut: dar sodir)

 

Muhammad Nawawi Al-Jawi, Tafsir Uunir, Marah Labid, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011)

 

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Memfungsikan Wahyu dalam Kehidupan, jilid II (Tangerang: Lentera Hati, 2010)

 

 

 

 

 

 



[1] Zaini, Syahminan, Kuliah Aqidah Islam, (Surabaya:Al-Ikhlas,1983), hlm.51

[2] Muhammad Shidqi ‘Athori, al-Mu’jam al-Mufahros li Ahfadz Al-Qur’an al-Karim, (Beirut: Dar Fikr,2010). Hlm 14-20

[3] Muhammad Ibnu Mukrim Ibn Manzur Al-Afriki Al-Misri. Lisan al-Arabi (Beirut: dar sodir), hlm. 21

[4] Muhammad Nawawi Al-Jawi, Tafsir Uunir, Marah Labid, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011)

[5] M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Memfungsikan Wahyu dalam Kehidupan, jilid II (Tangerang: Lentera Hati, 2010), hlm.18

[6] Taufiq Rahman,Tauhid Ilmu Kalam,Bandung:cv Pustaka Setia,2013.hlm 35

[7] Taufiq Rahman,Tauhid Ilmu Kalam,Bandung:cv Pustaka Setia,2013.hlm 37

[8] Toshihiko Izutzu, Ethico religius Concepts in The Qur’an, ter. Agus Pahri, Kosep-konsep Etika Religius dalam Qur’an (Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya, 19993), h.221

[9] Syahminam Zini, Nilai Iman ,(Surabaya Indonesia : Usaha Nasional,1981),h.113

[10] Mushtafa Al- Maraghiy,.Tafsir Al-maraghi,terj.Anwar Rasyidi, Terjemah Tafsir Al-maraghi,Jus 11.(Cet.I;Semrang : Toha Putra 1988),h164

[11] Mahmut Syalsut.Tafsir al-Qur’an al-Karim, terj.H.A.A. Dahlan at.al, Tafsir al-Qur’an al-Karim,(Cet,IV,Bandung :Diponegoro.1990),h.1007

 

[12] Sulaymane idris. Ciri-ciri Orang Kufir.https://sulymaneidris.com/ciri-ciri orang kufir (Diakses pada tanggal 05 November 2016)

[13]Abdul Qadir Jaelani, al-Ghunayah li thalibi thariq al-haq ‘Azza wa Jalla. Terj. Abad Baddruzzaman, dkk. Bekal yang cukup menuju Allah azza wa jalla ( Cet.I;Jkarta : Sahara Intisains,2009),h.126

[14] Jailani, Syekh’ Abdul Qodir. Wasiat Terbbesar Sang Guru. Terj. Abad Badruzzaman, Lc.,M.ag &Nunu Burhanudin,Lc.,M.ag ( cet.XI., taman pondok gede: PT.Sahara Intisains,2009),h.176-178

[15] khazanah. Inilah lima kiat sela at dari tipu daya setan. Republik.co,id. 02 Maret 2012.hhtps;//Khzanah.republika.co.id/berita/duniaislam/hikma/12/03/0/m08yp-inilh-limakiat-selamat-dari-tipudaya-setan. (Diakses pda tanggal 04 November 2016)

 

[16] Yusuf al-Qurdhawi, al-iman wa al-haya, terj. Fachruddin HS, Iman dan kehidupan. ( Cet. III; Bandung: Buan Bintang, 1993), h.51

[17] Harifuddin Cawidu, konsep Kufur Dalam al-Qur’an Suatu Kajian teologis Dengan pendekatan Tafsir Tematik, (Jakarta:Bandung Bintang,1991),h.1992

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Tauhid dan Ilmu Kalam || Iman Dan Kafir"

Posting Komentar