Makalah Islam dan Lingkungan Hidup || RELASI ALLAH SWT-MANUSIA-ALAM DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang
Masa Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “Relasi Allah
SWT-Manusia-Alam dalam Perspektif Ekonomi Islam” ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
nilai tugas dalam mata kuliah Islam dan Lingkungan Hidup. Selain itu, pembuatan
makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para
pembaca.
Karena keterbatasan pengentahuan maupun pengalaman
maka kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi
para pembaca.
Wassalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh
Bandar Lampung, 7 Maret 2022
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
A. Pengertian
Manusia-Alam-Ekonomi Islam
B. Relasi antara Allah
dengan Alam
C. Relasi antara Alam
dengan Ekonomi Islam
E. Aturan-Aturan
Permainan Ekonomi Islam
F. Sumber-Sumber Alam
untuk Produksi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam semesta
termasuk manusia adalah milik Allah SWT. Yang memiliki kemahakuasaan
(kedaulatan) sepenuhnya dan sempunrna atas makhluk-makhluk-Nya. Mansuia
merupakan tatanan makhlukyang tinggi diantara makhluk yang lain dan segala
sesuatu yang ada di muka bumi ini. Manusia diberi hak unutk memanfatkan
semuanya, karena manusia telah diangkat sebagai khalifah atau pengembang amanah
Allah. Manusia diberi kekuasaan untuk melaksanakan tugas kekhalifahan ini dan
untuk mengambil keuntungan dan manfaat sebanyak-banyaknya dari semua caiptaan
Allah. Namun demikian, manusia sangat tergantung kepada Allah, semakin besar
ketergantungan manusia pada Allah, maka ia akan dicintai-Nya.
Islam adalah Ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah Ekonomi rakyat yang di ilhami oleh nilai-nilai Islam.
Sistem Ekonomi Islam merupakan sistem yang mempunyai ruang lingkup yang luas
yang meliputi sektor rill juga seperti perdagangan, pertanian, maupun industri.
Pada dasarnya Ekonomi Islam itu sendiri berkaitan erat dengan kehidupan
perekonomian manusia. Baik berhubungan dengan kesejahteraan manusia, sumber
daya, distribusi, maupun tingkah laku manusia. Islam mendorong umat untuk
bekerja dan memproduksi bahkan menjadikan sebagai sebuah kewajiban terhadap
orang-orang yang mampu.
Allah menyediakan sumber daya alam yang sangat
banyak demi memenuhi kebutuhan manusia. Manusia yang berperan sebagai khalifah
dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang banyak itu untuk kebutuhan
hidupnya. Dalam pandangan Islam, nikmat Allah hampir tak terbatas.
Dalam prinsipnya Allah SWT. Sudah mengatur kehidupan manusia dalam
Al-Quran. Tentang bagaimana cara bersosialisasi, cara beribadah, cara
menghargai sesama manusia, cara berniaga sesuai syariat islam, cara agar
senantiasa merawat lingkungan disekitar dan lain sebagainya. Islam mencakup
semua sisi kebutuhan dan kehidupannya. Bahkan daun jatuh pun sudah Allah
tentukan kapan waktunya.
Seperti yang sudah
diajarkan oleh Rasulullah Saw tentang bagaimana perilaku berniaga yang benar
menurut syariat islam yaitu selalu berkata jujur tentang barang yang
ditawarkan, menjual barang dengan kualitas yang bagus, tidak mudah putus asa
dalam berniaga, dan mengambil keuntungan yang sewajarnya karena pada prinsipnya
adalah kita makan untuk hidup bukan hidup untuk makan. Kesejahteraan yang kita
dapatkan semuanya berasal dari prinsip dasar ekonomi yang kita lakukan yaitu
produksi, distribusi, dan konsumsi. Semua barang dagang yang kita dapatkan
semua terdapat di alam, yang manakita sebagai manusia haruslah melindungi
lingkungan kita dari kerusakan agar dapat terus memberikan manfaat dalam hidup
manusia.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah Pengertian Manusia-Alam-Ekonomi Islam?
2. Bagaimana Relasi
antara Allah dengan Alam?
3. Bagaimana Relasi
antara Alam dengan Ekonomi Islam?
4. Bagaimana Cara Mengatasi Kelangkaan?
5. Apa Saja Aturan-Aturan
Permainan Ekonomi Islam?
6.
Apa Saja Sumber-Sumber Alam untuk Produksi?
C. Tujuan Makalah
1.
Untuk memenuhi nilai tugas
mata kuliah Islam dan Lingkungan Hidup
2. Untuk menambah wawasan tentang Manusia-Alam-Ekonomi Islam
3. Untuk menambah wawasan tentang Relasi antara Allah dengan Alam
4. Untuk menambah wawasan tentang Relasi antara Alam dengan Ekonomi Islam
5. Untuk menambah wawasan tentang Cara Mengatasi Kelangkaan
6. Untuk menambah wawasan tentang Aturan-Aturan Permainan Ekonomi Islam
7. Untuk menambah wawasan tentang Sumber-Sumber Alam untuk Produksi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia-Alam-Ekonomi Islam
a)
Pengertian Manusia
Dr. Alexis Carrel dalam Abuddin Nata yang menyatakan bahwa manusia adalah
makhluk yang misterius. Menurutnya, betapa sulitnya memahami manusia secara
tuntas dan menyeluruh, sehingga setiap kali seseorang selesai memahami satu
aspek dari manusia, maka akan muncul lagi aspek lainnya yang belum dibahas.[1]
Dalam pandangan Islam, manusia didefinisikan sebagai makhluk, mukalaf,
mukaram,mukhaiyar, dan mujizat. Manusia adalah makhluk yang mempunyai nilai-nilai
fitri dan sifat-sifat insaniah, seperti “dha’if” lemah (an-Nisaa: 28), “jahula”
bodoh (al-Ahzab: 72), “faqir” ketergantungan atau memerlukan (Faathir:
15), “kafuuro” sangat mengingkari nikmat (al-isra’: 67), syukur
(al-Insaan:3), serta fujur dan taqwa (asy-Syams: 8). [2]
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), manusia adalah makhluk yang
berakal budi (mampu menguasai makhluk lain); insan; orang.
b)
Pengertian Alam
Kata alam berasal dari bahasa Arab yakni al-'alam yang berakar dari
kata al-'ilm (pengetahuan) dan al-'alamah (pertanda),[3]
Dikatakan al-'ilm sebab alam semesta ini merupakan wahana bagi manusia
untuk memikirkan dan memahami seluruh ciptaan Allah SWT yang bertebaran di
segenap penjuru alam raya dengan tetap mengacu pada sunnatullah, sehingga akan
berimplikasi pada penemuan sebuah ilmu pengetahuan. Dikatakan al-'alamah
sebab adanya alam ini merupakan pertanda akan adanya Allah SWT.
Menurut
KBBI, Alam adalah segala yang ada di langit dan di bumi (seperti bumi, bintang,
kekuatan): atau bisa juga diartikan segala sesuatu yang termasuk dalam satu
lingkungan (golongan dan sebagainya) dan dianggap sebagai satu keutuhan.
c)
Pengertian Ekonomi
Beberapa
ahli mendefinisikan ekonomi islam sebagai suatu ilmu yang mempelajari perilaku
manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan alat pemenuhan kebutuhan
yang terbatas dalam kerangka syariah. Namun, definisi tersebut mengandung
kelemahan karena menghasilkan konsep yang tidak kompatibel dan tidak universal.
Karena dari definisi tersebut mendorong seseorang terperangkap dalam keputusan
yang apriori (apriory judgement) benar atau salah tetap harus diterima.[4]
Pengertian ekonomi dalam KBBI, diartikan sebagai ilmi tentang asas-asas
produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal
keuangan, perindustrian, dan perdagangan).
B. Relasi antara Allah dengan Alam
Ayat-ayat
Alquran banyak sekali menyinggung tentang masalah lingkungan hidup. Hal ini
bermakna bahwa Al-Qur’an punya konsern
terhadap masalah ini. Misalnya bahwa Alquran sangat tegas terhadap orang-orang
yang merusak lingkungan. Bahkan perusak alam diganjar dengan hukuman yang
sangat berat.
Disisi
lain, agama dan lingkungan seringkali dipahami secara terpisah atau dikotmis. Agama
dan lingkungan dianggap dua hal yang terpisah dan tidak berhubungan satu sama
lain. Padahal terdapat hubungan yang erat antara agama dan lingkungan hidup, khususnya
pada kontribusi agama dalam mempengaruhi perilaku manusia terhadap persepsi dan
tingkah lakunya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup di sekitarnya. [5]
Agama secara implisit mengajarkan umat beragama untuk mengetahui, dan
menyadari arti penting menjaga lingkungan sehari-hari. Karena agama mengajarkan
setiap umatnya untuk peduli terhadap lingkungan. Bahwa setiap kerusakan alam,
lingkungan pada akhirnya akan memberikan dampak buruk jangka panjang kepada
diri manusia sendiri. Allah menyatakan bahwa kerusakan lingkungan disebabkan
oleh perbuatan manusia. [6]
Seperti yang terdapat dalam surat Ar-Rum ayat 41 :
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatantangan manusia, Allah menghendaki agar mereka
merasakan sebagian dari(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar).” (QS.al-Rum: 41.)
C. Relasi antara Alam dengan
Ekonomi Islam
Dalam kelangsungan mutlak mengacu pada kesenjangan antara ketersediaan
sumber daya dan hasrat tanpa batas pada manusia (Kennedy, 2001). Yang dapat
disebabkan oelh beberapa hal yaitu keterbatasan alam untuk diolah sebagaimana
teori David Ricardo "niggardliness of nature" atau penyebab kedua,
yaitu meningkatnya angka kelahiran yang pesat. Sehingga menyebabkan kebutuhan
terhadap barang pokok mengalami peningkatan drastis sebagaimana yang dinayatakn
oleh Malthus. Maka dari itu, konsep kelangkaan dan kepuasan yang dipahami.
Salam ekonomi Islam berbeda dengan Ekonomi konvensional. Dalam ekonomi Islam
tidak ada sitilah kelangkaan.
Hal ini berlandaskan firman Allah, QS. Al-Qamar
ayat 49:
“Sungguh, Kami
menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (Q.S. Al-Qamar : 49)
Permasalah utamanya bukan terletak pada sumber
daya alam yang tersedia, melainkan kepada hasrat manusia yang tidak berujung
atau disebut sebagai sifat tamak. Dan inilah yang perlu diatur oleh manusia itu
sendiri serta diarahkna ke arah yang lebih muthma'innah (baik atau tenang).
Karena sesungguhnya Islam mengajarkan manusia untuk mencapai falah, dimana
falah merupakan hakikat dari kemuliaan, kebebasan, hasrat dan kekuasaan yang
muthma'innah. Sehingga pengelolaan sumber daya bukan untuk dikuasi sendiri,
melainkan dikelola secara bersama-sama untuk tujuan yang agung (Khan, 1984).[7]
Satu hal yang harus selalu diingat manusia bahwa semua yang ada di bumi ini adalah milik Allah dan akan kembali
kepada Allah. Jika manusia terlalu tamak dengan sumber daya yang ada di bumi
ini, dengan mengeksploitasi alam. Bagaimana keadaan bumi untuk 30 atau 50 tahun
lagi?
D. Cara
Mengatasi Kelangkaan
Keterbatasan sumber daya, mendorong manusia agar
berdaya upaya untuk memenuhi segala kebutuhannya. Upaya tersebut akan disertai
dengan pengorbanan berupa sumber daya finansial, tenaga, dan juga pikiran yang
tidak terbatas, hal ini dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Agar upaya tersebut dapat berhasil secara maksimal,
maka dibutuhkan rencana serta cara yang strategis guna menghindari, atau
mengatasi kelangkaan. Agar lebih jelas, yuk kita simak bersama, beberapa cara
untuk mengatasi kelangkaan:[8]
1. Menyusun skala prioritas
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia perlu membuat perencanaan.
Perencanaan ini disusun berdasar prioritas dari mulai yang penting, hingga yang
tidak penting. Penyusunan skala perencanaan ini merupakan salah satu cara untuk
mengatasi kelangkaan, karena menggunakan alat pemuas kebutuhan berdasar sifat
mendesak atau tidaknya alat pemuas ini harus dipenuhi.
2. Menghemat penggunaan sumber daya alam.
Meski hasil alam ini berlimpah, namun jika
pemanfaatannya tidak dibatasi, maka lambat laun akan menipis dan kemudian
habis. Manusia diharapkan bijak dalam memanfaatkan sumber daya alam ini, bukan
mengeksploitasi secara berlebih. Kita perlu mengingat, bahwa bumi dan seluruh
kekayaan alam di dalamnya, bukan warisan dari leluhur, melainkan merupakan
pinjaman dari anak, cucu, dan cicit kita.
3. Memelihara kelestarian alam
Setiap hari, ribuan pohon ditebang, untuk memenuhi
kebutuhan produksi kertas. Bukan hanya itu saja, kayu-kayu keras juga banyak
ditebang, kemudian diekspor sebagai barang mentah, penebangan hutan secara
besar-besaran akan membuat yang menjadi habitat hidup pohon ini akan menjadi
gundul dan gersang, dampak yang terjadi dari kondisi ini adalah, bencana alam
seperti banjir, tanah longsor, dan kurangnya kandungan air dalam tanah. Maka
diperlukan kesadaran manusia untuk melestarikan kekayaan sumber daya alam ini
dengan menanami atau meremajakan hutan kembali.
4. Memanfaatkan sumber daya pengganti
Ada dua jenis sumber daya alam di bumi ini, yaitu
sumber daya alam yang dapat terbarukan, dan sumber daya alam tidak terbarukan.
Sumber daya alam tidak terbarukan, persediaannya terbatas, sementara kebutuhan
manusia tidak terbatas, maka diperlukan sumber daya alternatif sebagai
pengganti sumber daya ini. Sebagai contoh, minyak bumi berasal dari pelapukan
fosil binatang purba yang terkubur berjuta-juta tahun lalu.
Setelah bertahun-tahun dimanfaatkan, persediaannya akan
menipis. Demi memenuhi kebutuhan masyarakat atas ketersediaan minyak bumi
sebagai sumber energi, maka dibuatlah sumber energi alternatif seperti biogas,
biodiesel, dan lain sebagai pengganti minyak bumi. Sebagai contoh yang lain,
melambungnya harga masker dan langkanya masker di pasaran, membuat banyak orang
menjadi kreatif dalam membuat masker sendiri yang dapat dipakai an dicuci
berulang kali.
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Kelangkaan sumber daya manusia yang berkualitas
menyebabkan minimnya serapan bagi sumber daya manusia produktif. Hal ini
berdampak pada meningkatnya angka pengangguran. Untuk merespon kondisi ini,
perlu diselenggarakan pelatihan tenaga kerja, agar kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang menjadi maksimal, sehingga dapat meningkatkan kualitas diri.
6. Mengelola sumber daya modal dengan tepat guna
Mengelola sumber daya modal, berhubungan dengan
kemampuan seseorang mengatur skala prioritas dalam pemenuhan kebutuhan. Ketika pengelolaan
sumber daya modal berjalan beriringan dengan pengaturan skala prioritas, maka
hal ini sangat membantu seseorang mengatur pengeluarannya dengan baik dan
benar. Bagi seorang wirausahawan, hal ini dapat mengefisienkan biaya
operasional, harapannya dengan modal yang seminimal mungkin, bisa memperoleh
keuntungan yang maksimal.
E. Aturan-Aturan Permainan Ekonomi
Islam
Allah Swt telah menetapkan aturanaturan dalam menjalankan kehidupan
ekonomi. Allah Swt, telah menetapkan batas-batas tertentu terhadap prilaku
manusia sehingga menguntungkan satu individu tanpa mengorbankan hak-hak
individu lainnya. Lembaga-lembaga sosial disusun sedemikian rupa untuk
mengarahkan individu-individu, sehingga mereka secara baik melaksanakan
aturanaturan ini dan mengontrol serta mengawasi berjalannya aturan-aturan
tersebut.
Berlakunya aturan-aturan ini membentuk lingkungan di mana para individu
melakukan kegiatan ekonomi mereka. Aturan-aturan itu sendiri bersumber pada
kerangka konseptual masyarakat dalam hubungannya dengan Kekuatan Tertinggi
(Tuhan), kehidupan, sesama manusia, dunia, sesama mahluk dan tujuan akhir
manusia. Uraian dibawah ini beberapa aturan “permainan” ekonomi Islam.
Beberapa aturan itu di antaranya:[9]
1.
Alam semesta, termasuk manusia, adalah milik
Allah, yang memiliki kemahakuasaan (kedaulatan) sepenuhnya dan sempurna atas
makhluk-makhluk-Nya.
2. Allah telah
menetapkan batas-batas tertentu terhadap perilaku manusia sehingga
menguntungkan individu tanpa mengorbankan hak-hak individu-individu lainnya.
3. Semua manusia
tergantung pada Allah. Semakin ketat ketergantungan manusia kepada Allah maka
dia semakin dicintaiNya.
4. Status khalifah atau
pengemban amanat Allah itu berlaku umum bagi semua manusia, tidak ada hak
istimewa bagi individu atau bangsa tertentu sejauh berkaitan dengan tugas
kekhalifahan itu.
5. Individu-individu
memiliki kesamaan dalam harga dirinya sebagai manusia. Tidak ada pembedaan,
baik berdasarkan warna kulit, ras, kebangsaan, agama, jenis kelamin atau umur.
6. Dalam Islam,
bekerja dinilai sebagai kebaikan, dan kemalasan dinilai sebagai kejahatan.
7. Kehidupan adalah
proses dinamis menuju peningkatan. Ajaran-ajaran Islam memandang kehidupan
manusia di dunia ini sebagai pacuan dengan waktu.
8. Jangan membikin
mudarat (kesulitan) dan jangan ada mudarat” adalah frasa yang senantiasa
diucapkan oleh Nabi Saw. frasa ini berarti “ mudarat yang direncanakan secara
sadar dan dilakukan oleh seseorang untuk menyakiti, dan juga yang dilakukan
sekadar untuk melukai.
9. Suatu kebaikan
dalam peringkat kecil secara jelas dirumuskan. Pelaksanaan kebaikan ini diawasi
oleh lembagalembaga sosial yang pada akhirnya mewajibkannya dengan kekuatan
hukum.
F. Sumber-Sumber Alam untuk
Produksi
Dalam ekonomi Islam, kita dapat membagi sumber-sumber produksi ke dalam
beberapa kategori.[10]
1. Tanah Ini adalah kekayaan alam yang paling
penting, di mana tanpanya hampir mustahil manusia bisa menjalankan (proses) produksi dalam bentuk apa pun.
2. Substansi-substansi primer Berbagai mineral
yang terkandungdi perut bumi, seperti batubara, belerang, minyak, emas, besi,
dan lain sebagainya
3. Aliran air (sungai) alam Salah satu unsur
penting dalam kehidupan material manusia, yang berperan besar dalam produksi
dan sistem perhubungan agrikultural
4. Berbagai kekayaan alam lainnya. Terdiri atas
kandungan laut, seperti mutiara dan hewan-hewan laut, kekayaan yang ada di
permukaan seperti berbagai jenis hewan dan tumbuhan, kekayaan yang tersebar di
udara, seperti berbagai jenis burung dan oksigen, kekayaan alam yang
tersembunyi", seperti air terjun yang bisa menghasilkan tenaga listrik
yang dapat dialirkan melalui kabel ke titik mana pun, juga berbagai kekayaan
alam lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia adalah makhluk yang mempunyai nilai-nilai fitri dan sifat- sifat
insaniah. Menurut KBBI, Alam
adalah segala yang ada di langit dan di bumi (seperti bumi, bintang, kekuatan). Dan Ekonomi islam sebagai suatu ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan alat pemenuhan
kebutuhan yang terbatas dalam kerangka syariah.
Secara implisit mengajarkan umat beragama untuk mengetahui, dan menyadari arti
penting menjaga lingkungan sehari-hari. Karena agama mengajarkan setiap umatnya
untuk peduli terhadap lingkungan.
Satu hal yang harus selalu diingat manusia bahwa semua yang ada dibumi ini
adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Jika manusia terlalu tamak
dengan sumber daya yang ada di bumi ini, dengan mengeksploitasi alam.
Keterbatasan sumber daya, mendorong manusia agar
berdaya upaya untuk memenuhi segala kebutuhannya.
DAFTAR PUSTAKA
(PEI), Pusat Pengkajian dan Perkembangan Ekonomi Islam, Ekonomi
Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011)
Ahmad, ‘Pengertian Kelangkaan: Ciri, Penyebab, Dampak, Dan
Cara Mengatasinya’, Gramedia, 2021
Ash Shadr, Muhammad Baqir, Induk Ekonomi Islam (Jakarta:
Penerbit Zahra, 2008)
Edwin Nasution, Mustafa, Pengenalan Eksklusif Ekonomi
Islam, 1st edn (Jakarta: Kencana, 2010)
Haris, Abd & Kifah Aha Putra, Filsafat Pendidikan
Islam (Jakarta: Amzah, 2012)
Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam (Edisi Baru) (Jakarta:
Gaya Media Pratama, 2005)
Rambe dkk, Toguan, ‘Islam Dan Lingkungan Hidup: Menakar
Relasi Keduanya’, Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama, 1.1
(2021)
Sada, Heru Juabdin, ‘MANUSIA DALAM PERSPSEKTIF AGAMA ISLAM’, Al-Tadzkiyyah:
Jurnal Pendidikan Islam, 7 (2016), 8–9
Tazkia, Tim MES, Buku HItam-Putih Ekonomi Islam
(Bandung: Gulali Edukasi Indonesia, 2021)
[1] Abuddin Nata, Filsafat
Pendidikan Islam (Edisi Baru) (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), p. 81.
[2] Heru Juabdin Sada, ‘MANUSIA DALAM PERSPSEKTIF AGAMA
ISLAM’, Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan
Islam, 7 (2016), 8–9.
[3] Abd & Kifah Aha Putra Haris, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah, 2012), p. 90.
[4] Pusat Pengkajian dan Perkembangan Ekonomi Islam (PEI),
Ekonomi Islam (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011), p. 14.
[5] Toguan Rambe dkk, ‘Islam Dan Lingkungan Hidup: Menakar
Relasi Keduanya’, Abrahamic Religions:
Jurnal Studi Agama-Agama, 1.1 (2021), p. 7.
[6] Rambe dkk, p. 8.
[7] Tim MES Tazkia, Buku
HItam-Putih Ekonomi Islam (Bandung: Gulali Edukasi Indonesia, 2021), p. 24.
[8] Ahmad, ‘Pengertian Kelangkaan: Ciri, Penyebab, Dampak,
Dan Cara Mengatasinya’, Gramedia,
2021.
[9] Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, 1st edn (Jakarta: Kencana,
2010), pp. 3–7.
[10] Muhammad Baqir Ash Shadr, Induk Ekonomi Islam (Jakarta: Penerbit Zahra, 2008).
0 Response to "Makalah Islam dan Lingkungan Hidup || RELASI ALLAH SWT-MANUSIA-ALAM DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM"
Posting Komentar