Makalah Sejarah Peradaban Islam || KEMUNDURAN DINASTI ABBASIYAH
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Puji
syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapamenyelesaikan
tugas makalah yang berjudul " Kemunduran Dinasti Abbasiyah“ dengan tepat
waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Sejarah Peradaban
Islam Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
keterbatasan pengentahuan maupun
pengalaman maka kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
berguna bagi para pembaca.
Wassalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh
Bandar Lampung, 23 Apr. 22
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A.
Latar belakang....................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C.
Tujuan Makalah..................................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................................... 2
A.
Pengertian Kekhalifan abbasiyah.......................................................................... 2
B.
Faktor- Faktor Kemunduran
Dinasti Abbasiyah.................................................. 2
C.
Dampak
Kehancuran Dinasti Abbasiyah Terhadap Dunia Islam........................ 4
BAB 3 PENUTUP............................................................................................................. 7
A.
Kesimpulan............................................................................................................ 7
B.
Saran...................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 8
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam teori
evolusibahwa segala sesuatu memiliki siklus yang selalu berputar ada hidup dan
ada mati seperti dunia yang selalu berputar terkadang diatas dan terkadang
dibawah. Begitu juga dalam sejarah negeri-negeri dan kerajaan-kerajaan selalu
berputar ada masanya pembentukan dan pembangunan, masa keemasan dan pada
akhirnya masa keruntuhan dan kehancuran. Seperti kerajaan Babilonia, Gupta,
Firaun, Bani Umayyah, bahkan kerajaan yang pernah berjaya di Indonesia yaitu
Majapahit.
Dari gambaran
diatas banyaknya kerajaan yang berdiri lalu jatuh dan hancur. Hal ini serupa
dengan yang dialami oleh Bani Abbasiyah yang memiliki sejarah panjang selama
lima abad dimulai dari masa pembentukan, masa keemasan dan sampai masa
kehancuran. Bani Abbasiyah merupakan Daulah Islamiyah yang paling besar dan
mengalami masa keemasan dari perluasan wilayahnya, tata kota dan bangunan yang
indah, pemerintahan, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan atau keilmuan.
Penjelasan
tersebut akan mengejutkan otak kita dan mengerutkan alis kita yang lantaran
Bani Abbasiyah merupakan Daulah yang hebat, luas, dan berjaya tetapi mengalami
masa keruntuhan, kehancuran dan bahkan lenyapnya Bani Abbasiyah dari muka bumi.
Maka dari itu, kami akan membahas bagaimana terjadinya keruntuhan Bani
Abbasiyah, faktor apa saja yang menjadikan Bani Abbasiyah masuk kedalam
kehancuran dan keruntuhan baik dari faktor dalam atau luar serta dampaknya
terhadap dunia Islam kontemporer
B. Rumusan Masalah
1.
Apa saja yang menyebabkan kemunduran Bani Abbasiyah ?
2.
Apa saja yang menyebabkan kehancuran Bani Abbasiyah ?
3.
Apa dampaknya terhadap dunia Islam kontemporer?
C. Tujuan Makalah
1.
Untuk mengetahui sebab-sebab kemunduran Bani Abbasiyah
2.
Untuk mengetahui sebab-sebab kehancuran Bani Abbasiyah
3.
Untuk mengetahui dampak kemunduran dan kehancuran dinasti Abbasiyah
terhadap dunia islam
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kekhalifan abbasiyah
al-khilāfah
al-‘abbāsīyyah) atau Bani Abbasiyah (Arab: العباسيون, al-‘abbāsīyyūn) adalah
kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Baghdad (sekarang ibu kota Irak) dan
kemudian berpindah ke Kairo sejak tahun 1261. Kekhalifahan ini berkembang pesat
dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dunia. Kekhalifahan ini
berkuasa setelah merebutnya dari Bani Umayyah dan menundukkan semua wilayahnya
kecuali Andalusia. Bani Abbasiyah merujuk kepada keturunan dari paman Nabi
Muhammad yang termuda, yaitu Abbas bin Abdul-Muththalib (566-652), oleh karena
itu mereka juga termasuk ke dalam Bani Hasyim. Berkuasa mulai tahun 750 dan
memindahkan ibu kota dari Damaskus ke Baghdad. Berkembang selama tiga abad,
tetapi pelan-pelan meredup setelah naiknya bangsa Turki yang sebelumnya
merupakan bahagian dari tentara kekhalifahan yang mereka bentuk, dan dikenal
dengan nama Mamluk.
Selama 150 tahun mengambil kekuasaan memintas
Iran, kekhalifahan dipaksa untuk menyerahkan kekuasaan kepada dinasti-dinasti
setempat, yang sering disebut amir atau sultan. Menyerahkan Andalusia kepada
keturunan Bani Umayyah yang melarikan diri, Maghreb dan Ifriqiya kepada
Aghlabiyyah dan Fatimiyah. Kejatuhan totalnya pada tahun 1258 disebabkan
serangan bangsa Mongol yang dipimpin Hulagu Khan yang menghancurkan Baghdad dan
tak menyisakan sedikitpun dari pengetahuan yang dihimpun di perpustakaan
Baghdad. Kekhalifahan Bani Abbasiyah berlanjut di Kairo mulai tahun 1261
dibawah naungan Kesultanan Mamluk Mesir. Kekhalifahan di Kairo ini berakhir
ketika Mesir di taklukan Kesultanan Utsmaniyah tahun 1517 dan gelar khalifah di
klaim oleh dinasti Utsmaniyah Turki
B.
Faktor- Faktor Kemunduran Dinasti Abbasiyah.
Kebesaran, dan
gemerlapanya Baghdad sebagai pusat kekusaan Abbasiyah
seakan-akan hanyut oleh Sungai
Tigris, setelah kota itu dibakar oleh angkatan bersenjata
Mongol di bawah inisiatif Hulagu
Khan pada tahun 1258. Semua pemukiman termasuk istana emas diratakan dengan
tanah oleh tentara Mongol, tidak hanya itu angkatan bersenjata Mongol juga
menghancurkan perpustakaan yang menjadi salah satu fasilitas
penyimpanan informasi, dan
menghabiskan buku-buku di dalamnya. Pada tahun 1400 M
kota itu juga diserang oleh pasukan
Timur Lenk, dan pada tahun 1508 M kota itu diserang
oleh pasukan Samawi (Amin, 2010, pp.
153-155). Ada beberapa aspek yang mengakibatkan stagnasi dan kemusnahan Dinasti
Abbasiyah.
Biasanya ahli sejarah
mengkatagorisasikan faktor ini kedalam 2 faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
1.
Faktor Internal
Seperti yang
ditemukan dalam periodisasi Khalifah Abbasiyah, unsur-unsur
penyebab stagnasi (kemunduran) tidak
muncul secara tiba-tiba. Benihnya pada saat itu tampak jelas pada periode
sebelumnya, karena pemimpin pada periode ini sangat tangguh, sehingga
benih-benih teresebut tidak memiliki kesempatan untuk berkreasi (berkembang).
Dalam sejarah kedaulatan Bani Abbas tampak jika penguasa & para menteri
kuat mereka condong akan berperan sebagai kepala Pegawai Sipil, sebaliknya jika
pemimpin lemah, mereka akan berkuasa mengendalikan
roda pemerintahan. Hal yang
mendasari runtuhnya kekuasaan Abbasiyah pada fase disintegrasi yakni lemah dan
tidak berdayanya Khalifah yang dipilih, sehingga tidak mampu mengentrol wilayah
yang dimpimpinya, dan berdampak munculnya perselisihan dalam lingkup politik.
Politik pusat pemerintah telah berpindah ke wilayah-wilayah kecil
2. Faktor Eksternal
a. Banyaknya pemberontakan
Banyaknya
daerah yang dikuasai oleh khalifah, akibat kebijakan yang lebih menekankan pada
pembinaan peradaban dan kebudayaan islam, secara real, daerah-daerah itu berada
di bawah kekuasaan gubernur-gubernur yang bersangkutan. Akibatnya,
provinsi-provinsi tersebut banyak yang melepaskan diri dari genggaman penguasa
Bani Abbas. Adapun cara mereka melepaskan diri dari kekuasan Baghdad dengan dua
cara, yaitu:
1) seorang pemimpin lokal memimpin
suatu pemberontakan dan berhasil memperoleh kemerdekaan penuh, seperti Daulah
Umayah di Spanyol dan Indrisiyah di Maroko.
2) seseorang yang ditunjuk menjadi
gubernur oleh khalifah, kedudukannya semakin bertambah kuat. Kemudian
melepaskan diri, seperti daulat Aglabiyah di Tunisia dan Thahiriyah di Kurasan.
b. Dominsai bangsa Turki
Sejak abad kesembilan, kekuatan militer Abbasiyah mulai mengalami
kemunduran. Sebagai gantinya, para penguasa Abbasiyah memperkerjakan
orang-orang profesional di bidang kemiliteran, khususnya tentara Turki.
Kemudian mengangkatnya menjadi panglima-panglima.Pengangkatan anggota militer
inilah dalam perkembangan selanjutnya merebut kekuasaan tersebut. Walaupun
khalifah dipegang oleh Bani Abbas, di tengah mereka, khalifah bagaikan bonek
yang tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan, merekalah yang memilih dan menjatuhkan
khalifah yang sesuai dengan politik mereka. Khalifah Dinasti Abbasiyah yang
berkuasa pada masa kekuasaan Bangsa Turki I, mulai khalifah ke-10 yaitu
Khalifah Al-Mutawwakil tahun 232 H. hingga Khalifah ke-22 yaitu Al-Mustaqfi
Billah (Abdullah Suni Qasim) pada tahun 334 H.
c.
Dominasi bangsa Persia
Masa kekuasan bangsa
Parsi (Banu Buyah) berjalan lebih dari 150 tahun. Pada masa ini, kekuasaan
pusat di Baghdad dilucuti dan di berbagai daerah muncul negara-negara baru yang
berkuasa dan membuat kemajuan dan perkembangan baru. Pada awal pemerintahan
Bani Abbasiyah, keturunan Parsi bekerja sama dalam mengelola pemerintahan dan
Dinasti Abbasiyah mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam berbagai bidang. Pada
periode kedua, saat kekhalifahan Bani Abbasiyah sedang mengadakan pergantian
khalifah, yaitu dari Khalifah Muttaqi (khalifah ke-22) kepada Khalifah Muthie’
(khalifah ke-23) tahun 334 H., Banu Buyah (Parsi) berhasil merebut kekuasaan.
Pada mulanya mereka berkhidmat
kepada pembesar-pembesar dari para khalifah, sehingga banyak dari mereka yang
menjadi panglima tentara, di antaranya menjadi panglima besar. Namun, setelah
mereka memiliki kedudukan yang kuat, para khalifah Abbasiyah berada di bawah
telunjuk mereka dan seluruh pemerintahan berada di tangan mereka. Khalifah
Abbasiyah hanya tinggal namanya saja, hanya disebut dalam do’a-do’a di atas
mimbar, bertanda tangan di dalam peraturan dan pengumuman resmi dan nama mereka
ditulis atas mata uang dinar dan dirham. Namun sejarah Bani Abbas tidak hanya
sampai di sini, akhirnya dinasti ini pun hancur.
C. Dampak
Kehancuran Dinasti Abbasiyah Terhadap Dunia Islam
Dampak kehancuran Dinasti Abbasiyah terhadap dunia Islam dapat dikaji
dari tiga aspek, yakni: ilmu pengetahuan, politik dan ekonomi. Ada pun alasan
penulis membahas tiga aspek tersebut, karena pada masa keemasan Dinasti
Abbasiyah yang paling menonjol adalah ketiga aspek ini. Namun, setelah Dinasti
Abbasiyah mengalami kehancuran, umat Islam tidak lagi mempunyai pengaruh dalam
aspek ilmu pengetahuan, politik dan ekonomi.
Berikut akan dijelaskan dampak kehancuran Dinasti Abbasiyah terhadap
dunia Islam ditinjau dari tiga aspek tersebut.
a. Aspek Ilmu Pengetahuan.
Dampak kehancuran Dinasti Abbasiyah terhadap dunia Islam kontemporer, yakni
perkembangan ilmu pengetahuan mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan Baghdad
pada masa khalifah Abbasiyah adalah pusat perkembangan ilmu pengetahuan.
Bahkan, budaya kecintaan terhadap ilmu terlihat dari besarnya kontribusi ilmuan
masa itu terhadap perkembangan keilmuan setelahnya. Pembangunan perpustakaan,
toko buku, sekolah-sekolah, pusat kajian dan diskusi adalah aktivitas kaum
intelektualnya. Pada masa kehancuran kota Baghdad sejarah mencatat kisah
pemusnahan buku-buku di Baitul Hikmah yang sebagiannya dibuang di sungai Tigris
(Ensiklopedia Islam, 1994: 518). Sebagai pusat ilmu pengetahuan terhadap
sejarah umat Islam. Jatuhnya kota Baghdad bukan saja mengakhiri khilafah
Abbasiyah, tetapi juga merupakan awal dari kemunduran dunia Islam. Ketika
Baghdad hancur berbagai khazanah ilmu pengetahuan yang ada di sana juga ikut
lenyap tentu memberikan dampak yang besar terhadap sejarah umat Islam. Jatuhnya
kota Baghdad bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah, tetapi juga merupakan
awal dari kemunduran dunia Islam.
b. Aspek Politik. Dampak kehancuran
Dinasti Abbasiyah terhadap dunia Islam kontemporer, terlihat dari hilangnya
hegemoni Arab dan berakhirnya kekhalifahan Dinasti Abbasiyah. Jatuhnya kota
Baghdad pada tahun 1258 M ditangan bangsa Mongol, bukan saja mengakhiri
khilafah, tetapi juga merupakan awal kemunduran politik dan peradaban Islam
(Yatim, 2002: 281). Dampak runtuhnya Dinasti Abbasiyah secara tidak langsung
dari aspek politik pada masa kontemporer adalah Umat Islam terkotak-kotak,
negara Islam mengalami penjajahan, dan tidak ada sistem khalifah.
1. Umat Islam Terkotak-kotak Salah satu
dampak kehancuran Dinasti Abbasiyah terhadap dunia Islam kontemporer dari aspek
politik, yakni Umat Islam menjadi terkotak-kotak. Pada saat Dinasti Abbasiyah
berjaya, Timur Tengah diindentikkan dengan Dinasti Abbasiyah. Tetapi setelah
hancurnya dinasti tersebut, Timur Tengah terbagi menjadi beberapa bagian. Pada
bagian timur, meliputi Transoxania, Iran dan Irak. Sedangkan bagian barat,
meliputi Syiria dan Mesir (Lapidus, 2000: 210). Dengan demikian, bahwa
hancurnya Dinasti Abbasiyah berdampak bagi umat Islam secara politik, tidak ada
lagi kekuatan super power dalam negara-negara Islam.
2. Negara Islam Mengalami Penjajahan
Dampak keruntuhan Dinasti Abbasiyah terhadap dunia Islam kontemporer dari aspek
politik, membuat Umat Islam terpecah, berakibat menjadi lemahnya kekuatan umat
Islam sehingga mudah dijajah oleh negara lain. Hal itu terlihat pada masa
setelah Dinasti Abbasiyah hancur. Ada tiga kerajaan besar (Safawi, Kemunduran
dan Kehancuran Dinasti Abbasiyah serta Dampaknya terhadap Dunia Islam ... 97
Mughal, Turki Usmani) yang mengalami penjajahan.
3. Tidak Ada Lagi Sistem Kekhalifahan
Runtuhnya Dinasti Abbasiyah berdampak pada berakhirnya sistem kekhalifahan,
yang berdasarkan syariat Islam, kemudian berubah berdasarkan ideologi.
Sebenarnya, pada masa Dinasti Abbasiyah periode kedua, khalifah hanya sebagai
simbol pemimpin agama, sedangkan penggerak pemerintahan di pegang oleh sultan .
Dengan berakhirnya sistem kekhalifahan pada Dinasti Abbasiyah, berdampak pada
sistem pemerintahan negara-negara Islam setelahnya. Sistem pemerintahan
negaranegara Islam tidak lagi dipimpin oleh 100 Jurnal el-Hekam, Vol. I, No. 1,
Januari-Juli 2016 khalifah, tetapi dipimpin oleh seorang presiden.
Pemerintahannya yang semula berbentuk kerajaan berubah menjadi pemerintahan
parlementer.
c. Dampak kehancuran Dinasti Abbasiyah
terhadap dunia Islam kontemporer, yakni terjadinya krisis ekonomi bagi umat
Islam hingga saat ini. Sehingga negara Islam mengalami keterbelakangan dari
aspek ekonomi dibandingkan negara-negara barat dan negara nonmuslim. Hal ini
seperti diungkapkan oleh Baqir ash-Shadr dalam bukunya Keunggulan Ekonomi
Islam: Mengkaji Sistem Ekonomi Barat dengan Kerangka Pemikiran Sistem Ekonomi
Islam, yang menjelaskan bahwa dunia Islam telah dipimpin oleh barat dalam tiga
aspek, tunduk secara politik, tunduk secara ekonomi dan tunduk kepada sistem
barat (ash-Shadr, 2002: 17-18).
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemunduran Dinasti Abbasiyah disebabkan oleh dua faktor, yaitu
internal dan eksternal. Dari faktor internal kemunduran Dinasti Abbasiyah, yang
paling dominan berpengaruh terhadap kemunduran Dinasti Abbasiyah adalah karena
umat Islam meninggalkan ajaran agamanya. Dampak kehancuran Dinasti Abbasiyah
terhadap dunia Islam kontemporer dapat dilihat dari berbagai aspek.
Pada aspek ilmu pengetahuan, setelah hancurnya Abbasiyah umat Islam
selalu ketinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan terhadap dunia barat. Dalam
aspek politik ketika itu umat Islam dipimpin oleh seorang raja yang beragama
Syamanism (penyembah matahari) yaitu Khulagu Khan dan pada masa kontemporer
hilangnya kekuatan Islam sebagai negara super power. Umat Islam terkotak-kotak,
umat Islam dijajah oleh bangsa barat, tidak ada lagi menggunakan
B. Saran
Sebagai manusia biasa kita tentunya
memiliki fitrah untuk menyukai atau mencintai sesuatu. Namun, Allah juga
menganugerahkan akal dan telah menjelaskan batasan-batasan dalam syariat
tentang mana hal yang dapat menjerumuskan ke hal yang baik atau buruk. Maka
sebagai calon guru hendaknya kita mengetahui hal-hal tersebut. Semoga dengan
adanya makalah ini kita lebih mengetahui tentang hakikat mahabbah yang
sebenarnya. Apabila terdapat kekurangan atau kesalahan kami memohon maaf dan
kritik dari semua pihak, sehingga makalah ini benar-benar dapat diamalkan
isinya.
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.uny.ac.id/index.php/istoria/article/download/38076/15538
0 Response to "Makalah Sejarah Peradaban Islam || KEMUNDURAN DINASTI ABBASIYAH"
Posting Komentar