Makalah Bahasa Arab || Jama'

 KATA PENGANTAR

 

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan pemikiran penulis tentang Jama’.

Kami  sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

 

Bandar Lampung,  13 Desember 2021

 

Penulis


 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.. ii

BAB I. 1

PENDAHULUAN.. 1

A.     Latar Belakang Masalah. 1

B.     Rumusan Masalah. 1

C.     Tujuan Penulisan Makalah. 1

BAB II. 2

PEMBAHASAN.. 2

A.     Pengertian Jama’. 2

B.     Ciri-Ciri Dan Macam-Macam Jama’. 2

C.     Jama’ Dalam Kalimat. 4

BAB III. 6

PENUTUP. 6

A.     Kesimpulan. 6

B.     Saran. 6

DAFTAR PUSTAKA.. 7

 


 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.           Latar Belakang Masalah

Jamak dalam Bahasa Arab digunakan untuk menjelaskan atau menunjukkan tiga atau lebih dhomir yang melakukan sesuatu atau diperlakukan sesuatu. Tujuan menjamakkan benda adalah untuk mempermudah penyebutan dari banyak benda untuk efektivitas pembicaraan. Sebagaimana isim lainnya, jamak juga dapat dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya. Dalam bahasa Arab, al-Jam’u (jamak) adalah isim yang bermakna tiga atau lebih, baik dengan menambah huruf di akhirnya atau dengan merubah bina’ (wazan/ timbangan kata)-nya.

 

B.            Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:

1.             Apa pengertian Jama’?

2.             Ciri- ciri dan Macam-macam Jama’ ?

3.             Contoh Jama’ dalam kalimat ?

 

C.           Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah:

Untuk mempelajari tentang Jama’, untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang Jama’ dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Arab


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Jama’

Jama’ "إسم الجمع" (Kata Plural dalam Bahasa Arab). Istilah jama’ sebenarnya sudah diserap dalam bahasa Indonesia (jamak) yang artinya kata yang mengandung makna jumlah lebih dari dua. Istilah jamak bahasa Indonesia dengan jama’ dalam bahasa Arab terdapat perbedaan yaitu jamak dalam bahasa Indonesia berarti lebih dari satu sedangkan dalam bahasa Arab mengandung pengertian jumlah lebih dari dua. Begitu pula dalam perubahannnya, isim dalam bahasa Arab dapat berubah jumlah komposisinya melalui penambahan huruf maupun perubahan harokat. Sedangkan dalam bahasa Indonesia dengan menambahkan kata tertentu yang menunjukkan arti banyak seperti menggunakan tambahan kata “para” maupun pengulangan kata “siswa-siswa”. Berikut beberapa pengertian jama’ dalam buku-buku bahasa Arab.

 

B.     Ciri-Ciri Dan Macam-Macam Jama’

Dalam Bahasa Arab terdapat tiga jenis jamak yaitu jamak mudzakkar salim, jamak mu’annats salim, dan jamak taksir. Dua perbedaan pada jama’ pertama mengacu pada jenis kelamin benda. Namun bagaimana dengan jamak taksir?.

 

1)      Jamak Mudzakkar Salim

Jamak mudzakkar salim adalah jamak yang digunakan sebagai penunjuk benda yang jumlahnya lebih dari dua dan dalam wujud mufradat yang singular bersifat maskulin (mudzakkar).

Ciri-ciri dari jamak mudzakkar salim adalah sebagai berikut.

·         Jamak mudzakkar salim menggunakan kata هَؤُلَاءِ (ha ula i) sebagai dhomir/ kata ganti penunjuk dekat. Ha ula I bermakna ‘ini’, bentuk plural dari haadza (هَذَا).

·         Jamak mudzakkar salim menggunakan kata أُولَئِكَ (ulaa ika) sebagai dhomir/ kata pengganti penunjuk jauh. Ulaa ika bermakna ‘itu’, bentuk jamak dari dzaalika.

 Pada isim yang akan bersanding dengan dhomir tersebut terdapat perubahan pada bagian akhir katanya. Cara mengubahnya adalah sebagai berikut.

·         Huruf terakhir yang berharakat dhammah tanwin dihilangkan tanwin-nya menjadi dhammah saja.

·         Setelah itu bagian akhir mufrad ditambahkan akhiran وْنَ  (wau nun) pada bentuk rofa’ (ketika isim mufrad tersebut berperan sebagai subjek/ pelaku kata kerja) ata u يْنَ  jika kata isim berada dalam bentuk nashab (berposisi sebagai objek).

 

2)      Jamak Mu’annats Salim

Jamak mu’annats salim adalah jamak yang digunakan sebagai penunjuk benda yang jumlahnya lebih dari dua dan dalam wujud mufrad bersifat feminin (mu’annats).

Tanda mufrad mu’annats adalah adanya harf ta marbutah di akhir kata, sehingga diakhiri bunyi -atun atau –ah.

Ciri-ciri dari jamak muannats salim adalah sebagai berikut.

·         Jamak muannats salim menggunakan dua varian kata ganti/ dhomir penunjuk dekat.

·         Jamak muannats salim menggunakan kata هَؤُلَاءِ (ha ula i) sebagai dhomir/ kata ganti penunjuk dekat pada benda berakal. Ha ula I bermakna ‘ini’, bentuk plural dari haadza (هَذَا). Sama dengan jamak mudzakkar salim pada penjelasan sebelumnya.

·         Pada benda tidak berakal, maka jamak mu’annats salim menggunakan kata هَذِهِ (haa dzi hi) sebagaimana benda tersebut dalam bentuk mufradnya.

·         Jamak muannats salim menggunakan dua varian kata ganti/ dhomir penunjuk jauh.

·         Jamak muannats salim pada benda berakal memakai bentuk  أُولَئِكَ (ulaa ika) sebagai dhomir/ kata pengganti penunjuk jauh. Ulaa ika bermakna ‘itu’, bentuk jamak dari dzaalika. Sama dengan jamak mudzakkar salim pada penjelasan sebelumnya.

·         Pada benda tidak berakal, maka jamak mu’annats salim menggunakan kata تِلْكَ (til ka). Pada jamak mu’annats terdapat pembedaan antara benda berakal dan benda tidak berakal.

Bentuk isim pada jamak mu’annats salim pun mengalami perubahan sebagai berikut.

·         Pada huruf terakhir mufrod, ta marbutah hilang dan digantikan oleh ات (alif ta)

·         Jika isim berposisi rofa’ (sebagai subjek/ pelaku kata kerja), maka huruf ta pada ات akan berharakat dhommah

·         Jika isim berposisi nashob (sebagai objek) maka huruf ta pada ات akan berharakat kasrah.

 

3)       Jamak Taksir

Berbeda dari kedua isim jamak sebelumnya, kata ini punya perubahan yang tidak ada pola umumnya.

Contoh isim jamak taksir dapat dilihat dalam daftar berikut.

·         رَسُوْل = (seorang rasul), ketika berada dalam bentuk jamaknya hanya menghilangkan huruf wau menjadi رُسُلٌ = (rasul-rasul).

·         رَجُلٌ  = (seorang laki-laki), untuk menggantinya dalam bentuk jamak maka harakat ro diganti menjadi kasrah dan setelah huruf ja ditambahkan alif agar dihasilkan kata رِجَالٌ = (para laki-laki).

 

C.    Jama’ Dalam Kalimat

·         تلقت أمي ثلاث ورود من أخيها    Talaqat ummii tsalatsa waruudun min akhiihaa (Ibuku menerima tiga mawar dari saudaranya).

·         لدي خمسة أقلام. لقد أعارتني واحدة   Ladayyi khamsah aqlaam. Anaa a’yiru ‘aisyaah waahidah (Saya memiliki lima pulpen. Saya pinjamkan aisyah satu).

·         تقع المكتبة خلف ثلاثة مباني مكتبية   Taqa’a lmaktabah khalaf tsalaasah mabaaniy makatabiyah (Perpustakaan terletak di belakang tiga bangunan kantor).

·         سيارتي كانت عالقة بين أربع سيارات  Sayaratii kaanat ‘aalaqah bayna arba’a sayaaraat (Mobil saya terjebak di antara empat mobil).

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan
      Jamak dalam Bahasa Arab digunakan untuk menjelaskan atau menunjukkan tiga atau lebih dhomir yang melakukan sesuatu atau diperlakukan sesuatu.Tujuan menjamakkan benda adalah untuk mempermudah penyebutan dari banyak benda untuk efektivitas pembicaraan. Sebagaimana isim lainnya, jamak juga dapat dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya. Jenis-jenis Jamak dalam Bahasa Arab terdapat tiga jenis jamak yaitu jamak mudzakkar salim, jamak mu’annats salim, dan jamak taksir.

B.            Saran

Dalam karya tulis ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan, maka penulis banyak mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurna nya makalah ini dan juga dalam penulisan makalah agar tidak terjadi kesalahan - kesalahan yang sama pada kesempatan - kesempatan berikutnya.

Semoga makalah ini padat bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk kita semua.


DAFTAR PUSTAKA

 

Musthafa al-Galayaini, Jami’ al-Durus al-‘Arabiyah (CD-ROM al-Maktabah al-Syamilah), Juz. XXXVIII. Abu Bakar Muhammad ibn Sahal al-Nahhwi al-Bagdadi, al-Ushul fi al-Nahhwi, Juz. I (Cet. III; Bairut: Muassasah al-Risalah, 1988). Abu al-Baqai Muhib al-Din ‘Abdullah ibn al-Husain, al-Lubab fi ‘ilal al-Bina’ wa al-I’rab, Juz. II (Cet. II; Damsyiq: Dar al-Fikr, 1995).

Al-Ashfahani, Raghib. Mu’jam Muyfradât Alfâzh al-Qurân, (Beirut : Dâr al-Fikr), 1985.

Al-Asmar, Jarjas Isa. Qamus al-I’râb. (Beirut : Dâr al-‘Ilm li- al-Malayin), 1986.

Al-Munjid fî al-Lughah wa al-A’lâm (Beirut : Dâr al-Masyriq), 1926, cet 28.

Abbas, Hasan, Al-Nahwu al-Wâfî , (Beirut :Dâr Ihya al-Turâs), 1986.

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Bahasa Arab || Jama'"

Posting Komentar