Makalah Sejarah Peradaban Islam || ISLAM DI ANDALUSIA (SPANYOL)

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah Materi puasa. Laporan ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah sejarah peradaban islam . Makalah ini dimaksudkan untuk menjelaskan tentang sejarah lahirnya islam diSpanyol . Sehubungan dengan dibuatnya makalah ini sehingga penulis dapat memenuhi tugas dan menyelesaikan tugas mata kuliah sejarah peradaban islam.

Penulis menyadari bahwa laporan ini  masih jauh  dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi pembaca, semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membaca .

 

Bandar Lampung, 20 Febuari 2022

 

 

                                                                                    Penulis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

1.1  Latar Belakang  ....................................................................................................... 1

1.2  Rumusan Masalah.................................................................................................... 2

1.3  Tujuan Penulisan...................................................................................................... 2

BAB II  PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

2.1 Perkembangan Islam di Spanyol............................................................................ 3

2.2 Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol.................................................................. 7

2.3 Kemunduran Dan Kehancuran Islam di Spanyol................................................... 10

2.4 Perkembangan Islam di Andalusia/ Spanyol.......................................................... 12

BAB III PENUTUP............................................................................................................ 15

3.3 Kesimpulan............................................................................................................. 15

3.4 Saran....................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 16

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                   


BAB 1

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

       Di masa khilafah Bani Umayyah keberhasilan ekspansi ke berbagai daerah, baik di Timur maupun di Barat dengan wilayah kekuasaan Islam yang benar-benar sangat luas. Pada zaman

khalifah al-Walid Ibn al-Malik, salah satu khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, umat Islam mulai menaklukan semenanjung Iberia. Sejak awal abad 5 Masehi (tahun

       406 M), wilayah tersebut dikuasai oleh bangsa Vandals, maka dinamakan Vandalusia. Namun, sejak tahun 711 M, semenanjung Iberia dan wilayah selatan Perancis jatuh ke dalam kekuasaan Islam, diperintah oleh pembesar-pembesar Arab dan Barbar. Sejak itulah, wilayah ini dikenal dengan Andalusia. Spanyol merupakan tempat paling utama dan jembatan emas bagi Eropa dalam menyerap peradaban Islam dan hasil-hasil kebudayaan Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, scial, perekonomian, maupun peradaban antarnegara. Orang-orang eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada dibawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangga Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains. akan tetapi, sebuah peradaban pasti mengalami pasang surut begitu juga dengan peradaban Islam di Spanyol, Ada berbagai hal yang membuat peradaban Islam di Spanyol mengalami keruntuhan. Namun keruntuhan Islam di Spanyol memberikan sumbangsih yang sangat besar terhadap kemajuan Eropa.       

        Setelah berakhirnya periode klasik Islam, ketika Islam mulai memasuki masa kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan, kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan politiknya (Yatim, 2008).

        Kemajuan di Eropa ini tidak dapat dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Dari Islam Spanyol, Eropa banyak menimba ilmu. Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa sangat penting, menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu, orangorang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam di sana. Islam menjadi guru bagi orang Eropa. Karena itu, kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.

 

         Untuk mengetahui lebih lanjut, penulis berusaha untuk memahami proses penguasaan Islam atas Spanyol, kemajuan peradaban Islam di  Spanyol, kemunduran dan kehancurannya, dan faktor-faktor yang mendukung terwujudnya tiga poin tersebut.[1]

 

1.2  Rumusan Masalah

1.      Bagaimana perkembangan islam dispanyol selama tujuh setengah abad ?

2.      Kemajuan peradaban islam dispanyol ?

3.      Kemunduran dan kehancuran islam dispanyol ?

4.      Cerita singkat perkembangan islam di Andalusia /Spanyol ?

 

1.3  Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini untuk lebih memahami sejarah dari lahirnya islam di spanyol tepatnya di kota Andalusia dan untuk memberikan ilmu atau pengetahuan lebih tentang peradaban sejarah islam. Serta memberikan banyak edukasi agar paham tentang lahirnya islam dan mengetahui tentang perkembangan islam dimanca negara

 

 

 

 

 

 


BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 Perkembangan Islam di Spanyol

            Awal masuknya Islam di Spanyol terjadi pada masa Khalifah Al- Walid khalifah dari Bani Umayyah (705-715 M) yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan  Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti Bani Umayyah. Penguasa sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abd Al-Malik mengangkat Hasan ibn Nu‘man Al-ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pada masa Khalifah Al-Walid, Hasan ibn Nu‘man sudah digantikan oleh Musa ibn Nushair (Yatim, 2008).

            Pada zaman Al-Walid tersebut, Musa ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaanya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya.

            Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu propinsi dari Khalifah Bani Umayyah memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun 83 H (masa Al-Walid).

            Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, di kawasan ini merupakan basis kekuasaan kerajaan Romawi yaitu kerajaan Gotik. Kerajaan ini sering menghasut penduduk agar membuat kerusuhan dan menentang kekuasaan Islam. Setelah kawasan ini betul-betul dapat dikuasai, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukan Spanyol.

            Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga tentara Islam yang dapat disebut paling berjasa memimpin satuan pasukan ke wilayah tersebut. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidikan, Ia menyeberangi selat yang berada diantara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang, 500 orang diantaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian. Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat pelawanan yang berarti. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya (Amin, 2014).

            Terdorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigoths yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengutus Thariq ibn Ziyad dan mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 Pasukan (Hitti, 2010). Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol, karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata, pasukannya terdiri dari sebagian besar  suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah Al-Walid.[2]

            Dalam pertempuran di suatu tempat bernama Bakkah, Raja Roderick dapat  dikalahkan. Dari situ Thariq dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada, dan Toledo (ibukota kerajaan Goth saat itu).

             Sebelum Thariq menaklukan kota Toledo, ia meminta tambahan pasukan kepada Musa ibn Nushair di Afrika Utara. Musa mengirimkan tambahan pasukan sebanyak 5000 personel, sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya 12.000 orang. Jumlah ini belum sebanding dengan pasukan Gotik yang jauh lebih besar, 100.000 orang. Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi.

            Untuk itu, Musa ibn Nushair merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu perjuangan Thariq. Dengan suatu pasukan yang besar,ia berangkat menyeberangai selat itu dan satu per satu kota yang di lewatinya dapat ditaklukannya (Yatim, 2008).

            sejarah mencatat bahwa panglima T}a>riq setelah seluruh pasukan selesai menyeberangi selat yang berada di antara Maroko dan benua Eropa, mereka membakar seluruh alat penyeberangan tersebut. Ia pun mengucapkan pidato yang bersejarah: AlAduwwu amamakum wal bahru waraa’akum fakhtar ayyumaa shi´tum. (Musuh di depan kamu, lautan di belakang kamu, silakan pilih mana yang kamu kehendaki) (Amin, 2014).

            Musa juga berhasil menaklukan Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan Gothic, Theodomir di Orihuela, ia bergabung dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai dari Saragosa sampai Navarre.

            Sejak Pertama kali Islam berkembang di Spanyol hingga masa jatuhnya, Islammemainkan peran yang sangat besar. Islam di Spanyol telah berkuasa selama tujuh setengah abad, sejarah panjang Islam di Spanyol tersebut dibagi dalam enam periode (Amin, 2014), yaitu:

1. Periode pertama (711-755 M)

            Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang datang dari luar maupun dari dalam.

            Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan diantara elit penguasa. Disamping itu, terdapat perbedaan pandangan antar khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan, di mana masing-masing pihak saling klaim bahwa mereka-lah yang menguasai Spanyol. Adapun gangguan yang datang dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang tinggal di daerah pegunungan. Periode para wali ini berakhir setelah datangnya ‘Abd Al- Rahman Al-Dahil ke Spanyol pada tahun 755 M.[3]

2. Periode kedua (755-912 M)

            Pada periode ini Spanyol di bawah pemerintahan Abbasiyah di Baghdad. Amir (panglima atau gubernur) yang pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-Dahil (yang masuk ke Spanyol). ‘Abd AlRahman Al-Dahil adalah keturunan dari Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Spanyol. Pada periode ini, umat Islam mulai memperoleh kemajuan, baik dalam bidang politik atau pun peradaban. ‘Abd Al- Rahman Al-Dahil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di Spanyol.

3. Periode ketiga (912-1013 M)

            Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan ‘Abd Al- Rahman III yang bergelar “An-Nasir”. Pada periode umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi daulah Abbasiyah di Baghdad. ‘Abd Al- Rahman mendirikan Universitas Cordova, perpustakaannya memiliki ratusan buku. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.

4. Periode keempat (1013-1086 M)

            Pada masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu. Bahkan pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-mulukut Tawaif yang berpusat di suatu kota seperti sevilla, Cordoba, Taledo dan sebagainya.

5.Periode kelima (1086-1248 M)

            Periode ini Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni kekuasaan Dinasti Murabitun (1086-1143 M) dan Dinasti Muwahiddun (1146-1235 M). Dalam perkembangan selanjutnya,

            pada periode ini kekuasaan Islam Spanyol dipimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan beberapa wilayah Islam dapat dikuasai oleh kaum Kristen.[4]

6. Periode keenam (1248-1492 M)

            Pada periode ini Islam hanya berkuasa di Granada di bawah Dinasti Ahmar (1232-1492). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman ‘Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil.

            Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan yang terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan.

 

2.2 Kemajuan  Peradaban  Islam Di Spanyol

            Kemajuan Islam di Spanyol sangat menonjol dalam berbagai bidang, baik dalam bidang intelektual yang menyebabkan kebangkitan Eropa saat ini, bidang kebudayaan dalam hal ini bangunan fisik atau arsitektur, maupun bidang-bidang lainnya. Puncak kemajuan peradaban Islam di Spanyol berdampak bagi kemajuan peradaban Eropa.

1. Perkembangan Ekonomi

            Perkembangan baru spanyol juga didukung oleh kemakmuran ekonomi pada abad ke-9 dan abad ke-10. Perkenalan dengan pertanian irigasi yang didasarkan pada polapola negeri Timur mengantarkan pada pembudidayaan sejumlah tanaman pertanian yang dapat diperjual-belikan, meliputi buah ceri, apel, buah delima, pohon ara, buah kurma, tebu, pisang, kapas, rami dan sutera. Beberapa kota seperti seville dan Cordova mengalami kemakmuran lantaran melimpahnya produksi pertanian dan perdagangan internasional (Alibas & Khotimah, 2013).

2. Kemajuan Intelektual dan Ilmu Agama

a. Filsafat

            Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan, yakni selama pemerintahan Bani Umayah yang ke-5, Muh{ammad Ibn ‘Abd Ar-Rahman (832-886). Kajian filsafat ini dilanjutkan oleh penguasa selanjutnya, yakni Al-Hakam (961-976 M). Tokoh-tokoh filsafat yang lahir pada masa itu, antara lain Abu Bakar Muhammad Ibn As-Sayiq yang lebih dikenal dengan Ibn Bajah. melalui pemikirannya, Ibn Bajah  sering mengembangkan berbagai permasalahan yang bersifat etis dan eskatologis.

            Filosof selanjutnya adalah Abu Bakar Ibn Tufail, Melalui berbagai karyanya, ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi, dan filsafat. Karya filsafatnya yang terkenal berjudul Hay Ibn Yaqzan. Para filosof lainnya adalah Ibn Maimun, Ibn Arabi, Sulaiman Ibn Yahya, juga Ibn Rusyd yang juga dikenal ahli Fiqh (Supriyadi, 2008).[5]

b. Sejarah

            Dalam bidang sejarah, Spanyol Islam telah melahirkan banyak penulis sejarah terkenal, di antaranya Zubair dari Valancia yang menulis sejarah tentang negeri-negerimuslim di Mediterania serta Sisilia. Tokoh lainnya, Ibn Al-Khatib yang menulis sejarah tentang Granada dan Ibn Khaldun yang merupakan seorang perumus filsafat sejarah.

            Karya besar lainnya yang ditulis oleh sejarawan Spanyol Islam adalah Tarikh Iftita AlAndalus yang ditulis oleh Ibn Qutyah, dia lahir dan dibesarkan di Cordoba, wafat pada tahun 977 M.

            Selain itu, karya besar lainnya ditulis oleh Ibn Hayyan yang berjudul AlMuqrabis fi Tarikh Ar-Rizal Al-Andalus (Supriyadi, 2008).

c. Sains

            Sains yang berkembang di Andalusia pada masa itu banyak sekali, diantaranya ilmu Kedokteran, Farmasi, Kimia, Fisika, Pertanian, dan lain-lain. Diantara para ilmuan  yang terkenal dalam bidang ilmu Kimia dan Astronomi adalah Abbas ibn Farnas. Ia adalah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dan batu, tokoh lain yaitu ibn Yahya> An-Naqosh.

            Ilmuwan yang terkenal dalam bidang botani dan farmasi di Spanyol, bahkan di seluruh dunia Islam, adalah Abdullah ibn Muhammad Al-Baytar yang lahir di Malaga.

            Di antara karyanya adalah Al-Mughni fi al-Adwiyah al-Mufradah tentang pengobatan dan al-Jami‘ fi al-Adwiyah al-Mufradah yang merupakan catatan mengenai obat-obatan dari binatang, sayuran dan mineral (Hitti, 2010). Ibn Al-Khatib (1313-1374 M) adalah dokter ternama di Granada. Dia telah pernah mengarang sebuah buku tentang penyakit menular dan epidemia.

            Pada saat itu Al-Khatib muncul di antara dokter-dokter di Eropa, dia menerangkan dengan baik tentang bentuk dan penyebab penyakit epidemia (Merduati, 2007).

d. Bahasa Sastra dan Musik

            Pada masa Islam di Spanyol banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, Tokoh-tokoh dalam bidang bahasa diantaranya, Ibn Sayyidi, Ibn Malik yang mengarang Alfiyah (tata bahasa Arab), Ibn Huruf, Ibn al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan ibn ´Usfur, dan Abu Hayyan al-Gharnat Dibidang sastra tersohor nama Ibn Abd Rabbih dengan karyanya al Iqd al-Farid, Ibn Bassam dengan karyanya al-Dhakhira fi Mahasin ahl al-Jazira, dan al-Fath ibn Khaqan dengan karyanya Kitab al-Qalaid.[6]

            Dalam bidang musik dan kesenian, indikasi kemajuannya adalah berdirinya sekolah musik di Cordova oleh Al-Hasan ibn Nafi (Zaryab) seorang artis dan pencipta lagu di zamannya (Supriyadi, 2008).

e. Fiqih

            Dalam bidang fiqih, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut mazhab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini di sana adalah Ziyad ibn Abd Al-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi qadhi (Hakim) pada masa Hisham ibn Abd Al-Rahman. Ahli-ahli fiqih lainnya di antaranya adalah Abu Bakr ibn Al-Qutiyah, Munzir ibn Said Al-Baluti dan Ibn Hazm yang terkenal (Yatim, 2008).

3. Kemajuan di Bidang Arsitektur Bangunan

            Kemegahan bangunan fisik Islam Spanyol sangat maju, dan mendapat perhatian umat dan penguasa. Umumnya bangunan-bangunan di Andalusia memiliki nilai arsitektur yang tinggi. Jalan-jalan sebagai alat transportasi dibangun, pasar-pasar dibangun untuk membangun ekonomi. Demikian pula, irigasi, jembatan-jembatan, saluran air, dan lain-lain.

            Pembangunan fisik yang aling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung,seperti pembangunan kota, istana, masjid, pemukiman, dan taman-taman.Di antara pembangunan yang megah adalah masjid Cordova, kota Al-Zahra, Istana Ja‘fariyah di Saragosa, tembok Toledo, istana Al-Makmun, Masjid Seville, dan Istana Al-Hamra di Granada.

a. Cordova

            Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam, yang kemudian diambil oleh Bani Umayyah. Oleh penguasa Muslim kota ini dibangun dan diperindah. Di antara kebanggaan kota Cordova. menurut Ibn Al-Dala‘i, terdapat 491 masjid di sana. Selain itu, ciri khusus kota-kota Islam adalah adanya tempat-tempat pemandian. Di Cordova saja terdapat sekitar 900 pemandian. Di sekitarnya berdiri perkampunganperkampungan yang indah. Karena air sungai tak dapat diminum, penguasa muslim mendirikan saluran air dari pegunungan yang panjangnya 80 km (Yatim, 2008).

b. Granada

            Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. Di sanaberkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Islam diambil alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur-arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana Al-Hamra yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam[7]

c. Sevilla

            Kota Sevilla dibangun pada masa pemerintahan Al-Muwahidin. Sevilla pernah menjadi ibu kota uang indah bersejarah. Semulka kota ini adalah rawa-rawa. Pada masa Romawi kota ini bernama Romula Agusta, kemudian diubah menjadi Asyibiliyah  (Sevilla). Salah satu bangunan masjid yang didirikan pada tahun 1171 pada masa pemerintahan Sultan Yusuf Abu Ya’kub, kini telah berubah dari masjid menjadi gereja dengan nama Santa Maria de la Sede. Kota Sevilla jatuh ke tangan Raja Ferdinand pada tahun 1248 M (Amin, 2014).

d. Toledo

            Toledo merupakan kota penting di Andalusia sebelum dikuasai Islam. Ketika Romawi menguasai kota Toledo, kota ini dijadikan ibukota kerajaaan. Dan ketika Thariq bin Ziyad menguasai Toledo tahun 712 M, kota ini dijadikan pusat kegiatan umat Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan penerjemahan. Toledo jatuh dari tangan umat Islam direbut oleh Raja Alfonso VI dari Castilia. Beberapa peninggalam bangunan masjid di Toledo kini dijadikan gereja oleh umat Kristen.

 

2.3 Kemunduran dan Kehancuran Kekuasaan Islam di Spanyol

            Dalam masa kekuasaan Islam di Spanyol yang begitu lama tentu memberikan catatan besar dalam mengembangkan dan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi peradaban dunia. Namun, sejarah panjang yang telah diukir kaum muslim menuai kemunduran dan kehancuran. Adapun menurut Badri Yatim, Kemunduran dan kehancuran disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

a. Konflik Islam dengan Kristen

            Keadaan ini berawal dari kurang maksimalnya para penguasa muslim di Andalusia dalam melakukan proses Islamisasi. Hal ini mulai terlihat ketika masa kekuasaan setelah al-Hakam II yang dinilai tidak secakap dari khalifah sebelumnya. Bagi para penguasa, hanya mewajibkan membayar upeti saja, Mereka membiarkan umat Kristen menganut agamanya dan menjalankan hukum adat dan tradisi kristen, asal tidak ada perlawanan memperkuat nasionalisme masyarakat Spanyol Kristen.

            Hal ini menjadi salah satu penyebab kehidupan negara Islam di Andalusia tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Akhirnya pada abad ke-11, umat Islam Andalusia mengalami kemunduran, sedang umat Kristen memperoleh kemajuan pesat dalam bidang IPTEK dan strategi perang.[8]

b. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu

            Hal ini terjadi hingga abad ke-10 atas perlakuan para penguasa muslim sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah terhadap para mukalaf yang berasal dari umat setempat. Mereka diperlakukan tidak sama seperti tempat-tempat daerah taklukan Islam lainnya. Kenyataan ini ditandai dengan masih diberlakukannya istilah ibad dan muwalladun, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan.Akhirnya kelompok-kelompok etnis non-Arab terutama etnis Salvia dan Barbar, sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal ini menimbulkan dampak besar bagi perkembangan sosio-ekonomi di Andalusia.

            Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada ideologi pemersatu yang mengikat kebangsaan mereka. Bahkan banyak diantara mereka yang berusaha menghidupkan kembali fanatisme kesukuan guna mengalahkan Bani Umayyah.

c. Kesulitan Ekonomi

            Dalam catatan sejarah, pada paruh kedua masa Islam di Andalusia, para penguasa begitu aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga mengabaikan pengembangan perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang memberatkan dan berpengaruh bagi perkembangan politik dan militer. Kenyataan ini diperparah lagi dengan datangnya musim paceklik dan membuat para petani tidak mampu membayar pajak. Selain itu, penggunaan keuangan negara tidak terkendali oleh para penguasa muslim.

d. Tidak jelasnya Sistem Peralihan kekuasaan

            Kekuasaan merupakan hal yang menjadi perebutan diantara ahli waris. Karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Al-mulukut Tawaif muncul.

e. Keterpencilan

            Spanyol Islam seperti negeri terpencil dari dunia Islam yang lain dan selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Oleh karena itu, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.[9]

 

2.4 Perkembangan Islam Di Andalusia / Spanyol

Asal Usul Masuknya Islam Ke Spanyol

            Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara. Spanyol sebelum kedatangan Islam dikenal dengan nama Iberia/ Asbania, kemudian disebut Andalusia, ketika negeri subur itu dikuasai bangsa Vandal. Dari perkataan Vandal inilah orang Arab menyebutnya Andalusia.Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti Bani Umayah.Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M).

            KhalifahAbd al-Malik mengangkat Hasan Ibn Numan al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu.Pada masa Khalifah al-Walid, Hasan ibn Numan sudah digantikan oleh Musa Ibn Nushair.Di zaman al-Walid itu, Musa [10]ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaanbangsa Barbar di pegunungan-pegunungan sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya.

            Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu dari pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu provinsi dari Khalifah Bani Umayah memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun 83 H (masa al-Walid). Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, dikawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi basis kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gotik. Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuansatuan pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Tharik ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair.Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik.Ia menyeberangi selat yang berada diantara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang lima ratus orang di antaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad

            Thariq bin Ziyad lebih dikenal sebagai penakluk Spanyol karena jumlah pasukan dan keberhasilannya. Sebagian pasukan yang dibawa olehnya terdiri atas orang-orang dari suku Barbar. Salah satu peninggalan sejarah yang sampai saat ini masih dikenal oleh banyak orang adalah keberadaan Gibraltar (Jabal Tahariq), sebuah bukit tempat pertama kali Thariq menyiapkan pasukannya. Dari sinilah dia mulai menguasai wilayah Spanyol lainnya.

            Thariq mampu mengalahkan Raja Roderick di sebuah wilayah bernama Bakkah. Kemudian pasukannnya mampu menguasai kota-kota penting seperti Cordova, Granada dan Toledo (ibukota kerajaan). Musa bin Nushair menyusul Thariq dengan membawa pasukan sendiri. Ia berhasil menaklukkan Sidonia, Karmona, Seville dan Merida. Mereka akhirnya bertemu dengan Thariq di Toledo. Koalisi pasukan tersebut mampu menguasai wilayah yang lebih luas dari Saragosa hingga Navarre.[11]

            Gelombang perluasan wilayah dilanjukan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdil Aziz pada 99/717 M. Perluasan wilayah berhasil hingga mencapai sebagian kota di Perancis. Umat Islam saat itu bisa mudah menaklukkan Spanyol disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal disebabkan oleh pemimpin dan pasukan Islam adalah orang-orang yang memiliki semangat dan rasa percaya diri tinggi.

            Di samping itu mereka juga memiliki toleransi agama yang tinggi terhadap penganut ajaran agama lain sehingga ada banyak warga Spanyol yang menyambut kehadiran Islam dengan ramah.[12]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB III

PENUTUP

 

3.1 KESIMPULAN

            Di bawah kepemimpinan Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik, Daulah Bani Umayyah melakukan ekspansi besar-besaran ke Barat. Pada masa pemerintahan AlWalid yang berjalan lebih kurang sepuluh tahun, pada tahun 711 M tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah Barat Daya benua Eropa. pemimpin pasukan Islam, Thariq bin Ziyad Bersama pasukannya dalam ekspedisi yang dilakukan oleh pasukan Islam tersebut, tentara Spanyol dapat dikalahkan oleh pasukan Islam. Ibu Kota Spanyol, Cordova, dengan cepat dapat dikuasai oleh pasukan Islam. Kemudian disusul oleh kota-kota lain, seperti: Seville, Elvira dan Toledo yang dijadikan sebagai ibu kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Cordova.Islam di Spanyol telah berkuasa selama tujuh setengah abad, sejarah panjang Islam di Spanyol tersebut dibagi dalam enam periode, dimulai dari Periode pertama (711-755 M) dan berakhir pada Periode keenam (1248-1492 M). Kemajuan Islam di Spanyol sangat menonjol dalam berbagai bidang, baik dalam bidang Ekonomi, intelektual yang menyebabkan kebangkitan Eropa saat ini, bidang kebudayaan dalam hal ini bangunan fisik atau arsitektur, maupun bidang-bidang lainnya.

            Penyebab Kemunduran dan Kehancuran Konflik Islam dengan Kristen, Tidak adanya Ideologi Pemersatu, Kesulitan Ekonomi, Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan, Keterpencilan

 

3.2 SARAN

            Dengan adanya karya ilmiah (MAKALAH) ini, penulis berharap banyak orang-orang yang lebih mengetahui mengenai peradaban Islam di Spanyol. Karena, penulis masih sering menemukan bahwa orang-orang tidak mengetahui, Islam pernah ada dan berkembang di Spanyol. Jauh sebelum

Islam masuk ke Indonesia.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Alibas, & Khotimah, H. H. (2013, January 08). Sejarah Peradaban Islam di Andalusia.

Retrieved October 25, 2017, from https://harkaman01.wordpress.com

 

Amin, S. M. (2014). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.

 

Hitti, P. K. (2010). History of The Arabs. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

 

Merduati. (2007). Runtuhnya Kekuasaan Islam di Spanyol dan Implikasinya Terhadap

Umat Islam di Eropa. Banda Aceh: Ar-Raniry Press

 

Supriyadi, D. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.

 

Yatim, B. (2008). Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persad

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



[1] AL-‘ADALAH : Jurnal syariah dan Hukum islam

  Hal.80-91

[2] Jurnal Syariah dan Hukum Islam

Hal.80-91

 

[4] Jurnal syariah dan hukum islam

Hal 80-91

[5] Jurnal syariah dan hukum islam

Hal 80-91

[6] Jurnal Syariah dan Hukum islam

[7] Jurnal syariah dan hukum islam

Hal 80-91

[8] Jurnal syariah dan hukum islam

Hal 80-91

[9] Jurnal syariah dan hukum islam

Hal 80-91

 

[11] Islami.com (2018,13 maret ) sejarah islam dispanyol https://islami.co/sejarah-islam-di-spanyol-datang-berkuasa-kalah-dan-terusir/

[12] https://jurnal http://bone.ac.id/index.php/aldin/article/download/591/450

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Sejarah Peradaban Islam || ISLAM DI ANDALUSIA (SPANYOL)"

Posting Komentar