Makalah Bahasa Arab || ISIM ISTIFHAM
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan
Rahmat dan HidayahNya sehingga tugas penulisan makalah mata kuliah Bahasa
Arab dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
besar Nabi Muhammad SAW. yang senantias kita nantikan syafa’atnya di dunia dan di yaumul qiyamah
nanti.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Ali,
M.Pd.,selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Bahasa Arab
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Arab.
Selain itu,tugas makalah ini bertujuan untuk menambahkan ilmu pengetahuan dan wawasan
tentang materi ”Isim
Istifham” dan
semoga kami berharap pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca
makalah ini.
Penulis
menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi.
Segala kritik dan saran
yang bersifat membangun motivasi yang menjadikan evaluasi bagi kami dalam
pembuatan makalah selanjutnya. Apabila terdapat banyak kesalaham pada makalah
ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Bandar
Lampung, 27 Oktober 2021
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
1. Isim Istifham ( أَسْمَاءُ
الْاِسْتِفْهَامِ )
2. Huruuful istifhaam (حُرُوْفُ
الْاِسْتِفْهَام)
C. Isim Istifham pada
Ayat Al-qur’an
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Komunikasi
dengan sesama makhluk hidup adalah hal yang sangat diperlukan untuk menjalin
hubungan yang harmonis. Hal ini sejalan dengan manusia sebagai makhluk sosial
yang harus berkontak dengan yang lain untuk bisa bertahan hidup. Komunikasi
sebagai alat dalam penyampaian maksud. Komunikasi juga sebagai alat
memperlancar kegiatan seperti berdagang, bekerja dll.
Komunikasi
adalah hal yang mutlak dalam bersosial. Namun terkadang dalam komunikasi itu
muncul ungkapan-ungkapan yang berisi tentang pertanyaan. Ternyata tidak hanya
di dalam komunikasi sehari-hari saja terdapat ungkapan-ungkapan ini, di dalam
al-Quranpun terdapat kata-kata seperti itu. Kata atau ungkapan itu lebih di
kenal dengan sebutan lafadz istifham. Lafadz istifham ini tidak hanya mempunyai
satu makna tetapi berbeda-beda, begitu pula dengan macam-macamnya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah pengertian isim
istifham ?
2.
Apa saja perangkat dalam adawatul
istifham ?
3.
Bagaimana penggunaan isim
istifham dalam kalimat ?
4.
Bagaimana penggunaan isim
istifham dalam ayat Alquran?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan
dari penyusunan makalah ini tak lain adalah untuk mengulas lebih dalam tentang
Isim Istifham dan contoh penggunaannya dalam kalimat. Serta untuk memenuhi
tugas Bahasa Arab yang diberikan oleh Dosen Pengampu yang akan dikumpulkan pada
waktu yang telah ditentukan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Istifham
Istifham jika secara
etimologi berasal dari kata fahima. Fahima artinya adalah dia telah tahu atau
dia telah paham. Kata fahima ini lantas memperoleh tambahan huruf alif, sin,
dan juga ta’ yang membuatnya berubah menjadi istifham.
Jika melihat pendapat dari
Al-Hasyimi, dapat dipahami bahwa istifham ialah mengharapkan untuk memahami
atau mengetahui sesuatu yang sebelumnya belum diketahui.
Istifham
artinya pertanyaan atau meminta berita dan informasi dari orang lain.
Dalam kalimat pertanyaan ada yang disebut dengan kata tanya. Kata tanya disebut
dengan adawatul istifham. Adawatul istifham ada yang berupa huruf
istifham dan ada juga yang berupa isim istifham[1]
B.
Perangkat
Adwatul Istifham
Kata
tanya atau Adawatul Istifham dalam pembagiannya dibagi menjadi 2 yaitu:
1.
Isim Istifham ( أَسْمَاءُ الْاِسْتِفْهَامِ
)
Isim jika diartikan dalam bahasa
Indonesia secara sederhana berarti kata benda. Sementara dalam istifham,
beberapa kata tanya yang termasuk kategori isim ialah sebagai berikut:
a.
Maa ما
Maa (ما) berarti apa atau apakah. Kata ini
digunakan untuk menanyakan terhadap sesuatu yang tidak berakal, baik terhadap
hewan,tumbuh tumbuhan, benda mati, realitas sesuatu dan sifat, baik sesuatu
tersebut berakal atau tidak.
Contoh :
Apa ini ? = مَا هَذَا ؟
Apa yang sudah
terjadi? = مَاذَا الَّذِي حَدَثَ ؟
Apa itu kiyamah =مَا الِقِيَامَةُ
؟
b.
Man مَنْ
Man (a (مَنْrtinya siapa, sehingga dapat dipakai untuk menanyakan hal-hal
yang berakal.[2]
Contoh:
مَنْ ربك ؟ = Siapa tuhanmu
Siapa yang melakukan ini = مَنْ فعلَ هَذَا ؟
Siapa yang membaca
Alquran = مَنْ قَرَأَ القرآنَ ؟
c. Mata مَتَى
Mata (مَتَى)
artinya kapan dan bisa digunakan untuk menanyakan waktu.
Contoh:
Kapan kamu pergi ke kampus ? = مَتَى تَذْهَب إِلَى الجَامِعَةِ ؟
d. Aina أَيْنَ
Aina (أَيْنَ) artinya dimana. Kata tanya ini digunakan
untuk menanyakan tempat.
Contoh
Dimana rumahmu ? = اَيْنَ البَيْتٌكَ ؟
Dimana buku ? = اَيْنَ
الِكتَابُ ؟
Dimana ibumu ? = اَيْنَ
اُمُّكَ ؟
e. Kam كَمْ
Kam (كَمْ)
artinya berapa, yang dapat digunakan untuk menanyakan jumlah atau bilangan.
Namun ada kalanya juga didahului oleh huruf ba’, walaupun artinya tetap sama.
Contoh:
Berapa jumlah murid di
kelas ini ? = كَمْ طَالِبًا فِي الفَصْلِ ؟
Berapa harga kamu beli
buku ini ? = بِكَمْ اِشْتَرَيْتَ هَذَا الْكِتَابَ ؟
Berapa hari dalam satu
minggu ? = كَمْ يَوْمًا فِي الأُسْبُوْعِ ؟
f.
Kaifa كَيْف
Kaifa (كَيْف)
berarti bagaimana. Kata ini dapat digunakan untuk menanyakan keadaan, proses,
atau cara.
Contoh:
Bagaimana kabarmu ? = كَيْفَ حَالُكَ ؟
Bagaimana kamu berangkat
ke sekolah ? كَيْفَ تَذْهَبُ إِلَى المَدْرَسَةِ ؟ =
Bagaimana keadaan cuaca
? = كَيْفَ اَحْوَالُ الطَّقْسِ ؟
g. Ayyu أَيُّ
Ayyu (أَيُّ)
artinya yang mana atau bisa juga mana saja dan digunakan untuk menanyakan
pilihan atau menanyakan kepastian dari sesuatu.
Contoh:
Buku yang mana yang
telah kamu baca ? = أَيُّ كِتَابٍ قَرَأْتَ ؟
Buah mana yang kau suka
? = ؟ أَيُّ
فَاكِهَةٍ تُحِبُّ
h. Anna أَنَّى
Anna (أَنَّى)
dapat berarti bagaimana sama seperti kaifa (كَيْف),
dari mana sama seperti min aina (مِنْ اَيْنَ) dan kapan sama seperti mata (مَتَى). Adawatul Istifham ini dipakai untuk
menanyakan asal-usul.
Contoh:
Dari mana kamu
memperoleh harta ini ? = أَنَّى لَكَ هَذَا الْمَالَ؟
i.
Ayyana أَيَّانَ
Ayyana (أَيَّانَ)
juga berarti kapan, lebih tepatnya kapankah. Kata ini biasa dipakai saat ingin
menanyakan waktu yang masih akan datang secara khusus.
Contoh :
Kapan manusia
dibangkitkan dari kuburnya? = أَيَّانَ يُبْعَثُ
النَّاسُ مِنْ قُبُوْرِهِمْ؟
Kapankah hari kiamat itu
? = ؟ أَيَّانَ يَوْمُ ٱلْقِيَٰمَةِ
2.
Huruuful
istifhaam (حُرُوْفُ الْاِسْتِفْهَام)
Ada dua huruf istifham
yaitu: hamzah (أ) dan hal (هَلْ). Baik hal (هَلْ) maupun huruf hamzah (أ), sama-sama merupakan alat bertanya
yang dipakai untuk menuntut atau mengetahui suatu jawaban.
Hanya saja bedanya adalah jika huruf
hamzah (أ)
akan menuntut pembenaran dan juga
penentuan. Sementara untuk huruf hal (هَلْ) hanya menuntut pembenaran
a. Hal هَلْ
Hal (هَلْ) berarti apakah. Huruf
istifham ini dipakai untuk menanyakan sesuatu yang jawabannya iya (نَعَمْ) atau tidak (لاَ).
Contoh:
Apakah kamu telah
membaca kitab itu? = هَلْ قَرَأْتَ الْكِتَابَ؟
Apakah kamu hendak pergi
ke sekolah ? =؟ هَلْ تَذْهَبُ إِلى المَدْرَسَةِ
b. Hamzah / a أ
Hamzah bisa
dipakai untuk at–tasawwur atau at-tashdiq. Ketika hamzah digunakan untuk at-tasawwur
diikuti oleh (أم) yang terletak antara
dua kata pembanding.
Contoh:
Apakah Mahmud
yang berpergian atau Ahmad ? = أَمَحْمُوْدُ مُسَافِرٌ أَمْ أَحْمَدُ؟
Apakah yang memakan ikan tadi itu Zaid atau Khalid ? = ؟ أَ أَكَلَ السَّمَكَ زَيْدٌ أَمْ خَالدٌ
Apakah Ahmad datang ? = قَادِمٌ؟ أَ أَحْمَدُ
C.
Isim Istifham pada Ayat Al-qur’an
1. Maa ما
a. QS.
Al-Muddaththir (74) : 42-43
مَا سَلَكَكُمْ فِى سَقَرَ ﴿٤٢﴾ قَالُوا۟ لَمْ نَكُ مِنَ ٱلْمُصَلِّينَ ﴿٤٣﴾
Artinya: Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam
(neraka) Saqar?. Mereka menjawab, “Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang
me-laksanakan salat.
b.
QS. Yunus (10) : 32
فَذَٰلِكُمُ
ٱللَّهُ رَبُّكُمُ ٱلۡحَقُّۖ فَمَاذَا بَعۡدَ ٱلۡحَقِّ إِلَّا
ٱلضَّلَٰلُۖ فَأَنَّىٰ تُصۡرَفُونَ
Maka (Zat yang demikian) itulah
Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu,
melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?
2.
Man مَنْ
a. QS. Hud (11) : 63
...فَمَن يَنصُرُنِي مِنَ ٱللَّهِ إِنۡ
عَصَيۡتُهُ...
…Maka siapakah yang akan menolong
aku dari (azab) Allah jika aku mendurhakai-Nya..
b. QS. Al-Hadid
(57) : 11
مَّن ذَا ٱلَّذِي
يُقۡرِضُ ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنٗا…
Siapakah yang mau meminjamkan kepada
Allah pinjaman yang baik..
3. Mata مَتَى
QS. Al-Baqarah: 214
... مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلاَ إِنَّ نَصْرَ
اللَّهِ قَرِيبٌ
Kapankah
datang pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu
dekat
4.
Ayyana أَيَّانَ
QS. Al-qiyamah (75) : 6
يَسَۡٔلُ أَيَّانَ يَوۡمُ ٱلۡقِيَٰمَةِ
Ia berkata: "Bilakah hari
kiamat itu?"
5.
Kaifa كَيْف
a.
QS. Al-Baqarah
(2): 260
وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِۧمُ رَبِّ أَرِنِي كَيۡفَ تُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰۖ
Dan
(ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati".
b.
QS Ali
– Imran (3) : 101
وَكَيۡفَ تَكۡفُرُونَ وَأَنتُمۡ تُتۡلَىٰ
عَلَيۡكُمۡ ءَايَٰتُ ٱللَّهِ وَفِيكُمۡ رَسُولُهُۥۗ
Bagaimanakah
kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan
Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu?
6. Aina أَيْنَ
QS. At-Takwir (81) : 26
فَأَيۡنَ تَذۡهَبُونَ
Maka ke
manakah kamu akan pergi?
7. Anna أَنَّى
QS. Maryam (19) : 8
قَالَ
رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي غُلَٰمٞ وَكَانَتِ
ٱمۡرَأَتِي عَاقِرٗا وَقَدۡ بَلَغۡتُ مِنَ ٱلۡكِبَرِ عِتِيّٗا
Zakaria
berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku
adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang
sangat tua".
8. Kam كَمْ
سَلۡ
بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ كَمۡ ءَاتَيۡنَٰهُم مِّنۡ ءَايَةِۢ
بَيِّنَةٖۗ …
Tanyakanlah
kepada Bani Israil: "Berapa banyaknya tanda-tanda (kebenaran) yang nyata,
yang telah Kami berikan kepada mereka".
9. Ayyu أَيُّ
QS. Al An’am (6) : 81
… فَأَيُّ ٱلۡفَرِيقَيۡنِ أَحَقُّ بِٱلۡأَمۡنِۖ إِن كُنتُمۡ
تَعۡلَمُونَ
Maka manakah
di antara dua golongan itu yang lebih berhak memperoleh keamanan (dari
malapetaka), jika kamu mengetahui?
10. Hal هَلْ
a. QS. Al- Insan (76) : 1
هَلۡ أَتَىٰ
عَلَى ٱلۡإِنسَٰنِ حِينٞ مِّنَ ٱلدَّهۡرِ لَمۡ يَكُن شَيۡٔٗا مَّذۡكُورًا
Bukankah telah datang atas manusia satu
waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat
disebut?
b. QS. Al-Ghashiyah (88) : 1
هَلۡ أَتَىٰكَ
حَدِيثُ ٱلۡغَٰشِيَةِ
Sudah datangkah kepadamu berita (tentang)
hari pembalasan?
11. Hamzah / a
أ
a. QS. Al- Anbiya (21) : 36
…
أَهَٰذَا
ٱلَّذِي يَذۡكُرُ ءَالِهَتَكُمۡ …
Apakah ini orang yang mencela
tuhan-tuhan-mu?
b. QS. Al-Anbiya (21) : 61
قَالُوٓاْ
أأَنتَ فَعَلۡتَ هَٰذَا بَِٔالِهَتِنَا يَٰٓإِبۡرَٰهِيمُ
Mereka
bertanya: "Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan
kami, hai Ibrahim?"
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas mengenai isim-isim istifham, dapat memberikan pemahaman
terhadap bentuk-bentuk kalimat yang mengandung pertanyaan, baik itu pertanyaan
mengenai waktu, tempat, benda, pekerjaan, sifat, dan lain-lain. Setiap kat
tanya yg digunakan mempunyai ciri tersendiri didalam penggunaan isim-isim
istifhami sebagaimana contoh-contoh diuraikan.
Dengan demikian sesuatu yang ditanyakan dapat dibedakan dengan melihat
isim-isim istifham yang digunakan di awal kalimat pertanyaan.
B.
Saran
Penulis menyadari akan kekeliruan dan kekurangan dalam penulisan
dan penyusunan makalah ini. Maka,penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca
agar kedepannya penulis bisa membuat makalah makalah dengan baik dan benar.
Penulis juga mengharapkan agar pembaca dapat memahami dan menguasai materi
tersebut
DAFTAR
PUSTAKA
Chirzin,
Muhammad. Al Quran dan Ulumul
Quran,
(Yogyakarta:PT. Dana Bhakti Prima Yasa) 1998
Al-Zarkasyi, al-Burhan fi Ulum al-Qur’an
http://sanadthkhusus.blogspot.com/2011/06/al-ziyadah-dalam-al-al-quran.html.
Istifham dalam Al-Qur’an, diposkan pada hari
Minggu, 26 Juni 2011
[1] Muhammad Chirzin, hlm 178
[2] Mustafa Galayaiyni, Jami’ al-Durus
al-‘Arabiyah (Bairut: al_maktabah al-asriyah, 1993) Jil. 1 h. 139
0 Response to "Makalah Bahasa Arab || ISIM ISTIFHAM"
Posting Komentar