Makalah Bahasa Arab || Na'at dan Man'ut
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulilah segala puji dan syukur bagi Allah Yang Maha Kuasa, karena
dengan izin-Nyalah penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“NA'AT DAN MAN'UT” merupakan salah satu tugas kelompok mata kuliah Bahasa Arab
dari Dosen Pembimbing: Ahmad Ali, M.Pd. Salawat dan salam kita sanjungkan
kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa umat dari alam kebodohan
ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga kepada pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya, sehingga makalah ini berada dalam genggaman pembaca sekalian.
Dengan
segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan
dan kejanggalan, hal ini bukanlah penulis sengaja, tetapi keterbatasan ilmu dan
pengalaman penulis dalam hal ini. Oleh karena itu penulis tidak menutup diri
dari semua pihak untuk memberikan kritikan dan saran yang sehat demi
kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.
Akhirnya
penulis ucapkan selamat membaca, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca. Kepada Allah jugalah penulis serahkan segalanya, semoga kita selalu
mendapatkan Ridha dari-Nya, Amin...
Wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Bandar Lampung, 8
November 2021
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sesungguhnya bahasa arab dan nahwu adalah suatu sarana untuh mengetahui
alqur’an dan sunnah Rasulullah s.a.w. keduanya bukanlah termasuk dari ilmu-ilmu syar’i akan tetapi wajib
hukumnya mendalami ilmu tersebut karena syari’ah ini datang dengan bahasa arab
dan setiap syari’ah tidak akan nampak kecuali dengan suatu bahasa. (Imam
Al-Ghazali)
Nah dengan melihat ulasan perkataan diatas, maka nampaklah bahwa bahasa
arab sangatlaah urgen untuk dipelajari, dipahami dan diamalkan. Dan untuk dapat
memahami bahasa arab, kita perlu mendalami ilmu nahwu, sharaf serta ilmu
balagha.
B.
Rumusan Masalah
1.
Penegertian
dari NA'AT dan MAN'UT?
2.
Contoh NA'AT dan MAN'UT ?
3.
Hukum NA'AT dan MAN'UT ?
4.
Bentuk NA'AT dan MAN'UT ?
1.
Untuk memahami apa yang
dimaksud dengan NA'AT dan MAN'UT.
2.
Untuk mengetahui contoh NA'AT dan MAN'UT.
3.
Untuk memahami hukum NA'AT dan MAN'UT.
4.
Untuk mengetahui bentuk NA'AT dan MAN'UT.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Na’at dan Man’ut
Na’at (bisa juga disebut kata sifat) ialah sesuatu yang disebutkan
setelah isim (kata benda) untuk menjelaskan gambaran keadaan atau keadaan yang
berhubungan dengan isim tersebut. Adapun Man’ut adalah isim yang disifati.
Contoh dalam bahasa Indonesia;
“Seorang siswa yang rajin
telah datang” Kata Seorang siswa adalah Man’ut atau yang disifati.
Sedangkan kata yang rajin adalah kata
sifatnya atau Na’at.
Contohnya dalam bahasa Arab:
جَاءَ التِلْمِيْدُ المُجْتَهِدُ
“Seorang siswa yang rajin telah datang”
Kata التِلْمِيْدُ adalah
merupakan Man’ut (yang disifati), sedangkan
المُجْتَهِدُ adalah Na’at nya atau yang menyifati.
جاء الرجلُ المهذبُ
Artinya Laki-Laki yang baik itu telah
datang.
جاء :adalah fiil madhi yang
bertemu dengan dhomir rofa’ hukumnya adalah mabni sukun.
الرجلُ :adalah Fa’il,
I’robnya adalah marfu’ dengan dhammah. Dan juga sebagai Man’ut.
المهذبُ :adalah na’at I’robnya
adalah marfu’ dengan dhammah karna mengikuti man’ut.
Na’at mengikuti man’ut dalam beberapa hal:
1.Dalam hal I’rob
Yaitu I’rob Rofa’ irob Nasob
dan irob Jar
2.Dalam Mufrod, Tasniah dan Jama’.
3.Didalam muzdakar dan muannas.
4.Didalam ma’rifat dan nakiroh.
Contohnya :
I’Rob (berubahnya akhir kalimah karna
berbeda bedanya amil yang masuk)
Rofa’: ﺠﺍﺀ ﺰﯾﺫ
ﻜﺭﯾﻢ
ﺠﺍﺀ
:adalah fiil madi mabniyun alal fathi.
ﺯﻳﺫ
:adalah man’ut dirofa’ karna menjadi fail tandanya adalah dhommah.
ﻛﺭﻳﻢ :adalah na’at dirofa’ karna
mengikuti man’ut
Nasob :ﺭﺍﯾﺖ ﺯﯾﺫﺍ
ﻋﺍﻟﻤﺍ
ﺭﺍﻳﺕ :adalah fiil madi mabni
sukun karna bertemu dengan domir rofa.
ﺯﻳﺫﺍ :adalah man’ut dinasob
karna menjadi maf;ul bih tandanya adalah fatha
ﻋﺍﳌﺍ :adalah na’at dinasob karna
mengikuti man’ut.
Jar : سلمت على
الرجلِ المهذبِ
سلمت :adalah fiil madi .
على الرجلِ :adalah man’ut dijar karna kemasukan huruf jar yaitu ‘ala;
المهذبِ :adalah na’at dijar
karna mengikuti man’ut.
Mufrad : المُدَرِّسُ الجَدِيْدُ فِي الفَصْلِ
Guru baru didalam kelas
Mutsanna : هذانِ طالبانِ جديدانِ
Ini dua murid baru
Jama’ : هؤلاء طلابٌ جددٌ
Mereka murid-murid baru
Dalam bahasa Arab semua tata bahasa ada aturannya, balegitu juga dengan
pembahasan na’at dan man’ut yang kita bahas di atas. Keduanya adalah sama
seperti kembaran atau sepasang kata yang
harus sama dalam empat hal, yaitu:
1. status i’rabnya. Misalnya:
رأيت الأمِيْرَ العادلَ ‘saya melihat seorang pemimpin yang adil itu’
Antara Na’at dan Man’ut
sama-sama manshub (dibaca nashob dengan tanda nashob fathah).
ذهبتُ إلَى المَسْجِدِ
الكَبِيْرِ ‘saya pergi ke masjid yang
besar itu’
Keduanya juga sama-sama majrur
(dibaca her dengan tanda jer kasroh, karena ada huruf jer sebelumnya)
2. gendernya (mudzakkar-mu’annats atau
laki-laki-perempuan). Misalnya :
حضر الطالب الناجح ‘seorang siswa yang rajin itu telah hadir‘
Kata الطالب adalah
mudzakkar (isim yang menunjukan arti laki laki) begitu juga dengan Na’at nya
keduanya sama-sama mudzakkar
حضرت الطالبة الناجحة ‘seorang siswi
yang rajin itu telah hadir’
Antara Na’at dan
Man’ut di atas juga sama-sama mu’annats
(isim yang menunjukan arti perempuan).
3. ‘adadnya (jumlahnya) baik isim
mufrad(satu), isim mutsanna (dua) dan jamak (plural/banyak). Contohnya :
جاء الطالب الناجح sama-sama mufrad (berarti satu)
جاء الطالبان الناجحان sama-sama bentuk dua (mutsanna) yaitu ‘dua siswa
yang rajin’
جاء الطلاب الناجحون
sama-sama berbentuk jamak. Yaitu ‘para siswa yang rajin’.
4. makrifat dan nakirahnya (Umum dan
Khusus), Misalnya :
جاء طالبٌ ناجحٌ ‘seseorang siswa yang rajin telah tiba’
sama-sama nakirah
(ditandai dengan dibaca tanwin) maka keduanya menunjukan arti yang masih umum.
جاء الطالبُ الناجحُ ‘siswa yang rajin
itu sudah datang’
sama-sama makrifah (menunjukan arti
khusus)
Selain itu na’at ditinjau dari bentuknya juga terbagi menjadi tiga,
yaitu na’at mufrad (berbentuk satu), jumlah (berbentuk kalimat) dan syibh
al-jumlah (berbentuk menyerupai kalimat)
Contoh dari na’at mufrad yaitu:
الأسد حيوانٌ مفترسٌ (singa adalah
hewan yang buas).
Kata مفترسٌ adalah Na’at mufrad
karena hanya terdiri dari satu kata saja.
Adapun syarat na’at
jumlah dan syibhul-jumlah adalah man’utnya (yang disifatinya) harus berupa
nakirah (isim yang menunjukan arti umum).
Contohnya:
الأسد حيوانٌ يفترس
‘singa adalah hewan yang bersifat buas‘
Kata يفترس adalah Na’at
yang berupa fi’il mudhore (fi’il yang menunjukan arti sedang atau akan), yang
otomatis dia adalah sebuah kalimat karena fi’il didalamnya sudah ada kata kerja
(predikat) dan juga subjek.
القاهرة مدينة شوارعها واسعة
‘Qoiro adalah sebuah kota yang
jalanannya luas‘
Contoh kedua di atas
sudah cukup jelas ya, karena yang digaris bawahi di atas adalah Na’at jumlah
(Na’at yang berupa kalimat).
Adapun contoh dari na’at
syibhul-jumlah adalah:
أبصرتُ طفلاً عند بكائه
‘saya melihat seorang balita ketika
ia sedang menangis‘
Kata عند بكائه adalah
merupakan Syibhul-jumlah atau yang menyerupai kalimat, karena ia sebenarnya
adalah rangkaian kata penjelas yang tidak memiliki susunan predikat dan subjek
yang tidak utuh.
Apakah anda tahu perbedaan kedua
kalimat di bawah ini?
1- (nakirah) جاء أستاذٌ يفرح
2- (makrifah) جاء الأستاذُ يفرح
Perbedaannya adalah:
Kalimat yang pertama
memiliki arti “guru yang bergembira telah datang” dan kalimat kedua berarti
“guru itu datang dengan gembira”. Sudah jelas bukan perbedaan diantara
keduanya?
Kalimat yang pertama,
pada kalimat يفرح (yafrah) menjadi na’at atau sifat seperti yang sudah kita
pelajari sebelumnya, karena diawali dengan kata-kata yang nakirah (bermakna
umum) yaitu أستاذٌ
Sedangkan yafrah pada
kalimat terakhir menjadi khal (حال) atau menerangkan tentang keadaan guru
tersebut ketika datang. karena diawali dengan kata-kata yang makrifah (bermakna
khusus) yaitu الأستاذُ (tanda makrifatnya adalah terdapat Alif dan lam di awal
kata).
BAB III
PENUTUP
Menurut bahasa Na’at
adalah menerangkan suatu sifat.
Sedangkan menurut istilah Na’at adalah isim tabi’yang menerangkan sifat
dari lafadz yang diikutinya.semisal contohnya:
Budi anak yang rajin = kata rajin pada contoh ini dinamakan Na’at
sedangkan Budi dinamakan man’ut.
Kami mengharapkan agar apa yang telah dijelaskan diatas dapat dipahami
oleh pembaca sekalian dan pendengar sekalian, sekaligus semoga bermanfaat bagi
kita semua. Selanjutnya, kritik dan saran dari pembaca dan pendengar sangatlah
kami harapkan guna memperbaiki dalam membuat makalah berikutnya.
https://passinggrade.co.id/naat-manut/
0 Response to "Makalah Bahasa Arab || Na'at dan Man'ut"
Posting Komentar